Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengecat rumah nelayan di kawasan Cumpat, Kecamatan Bulak, agar terlihat indah dan tidak kumuh sekaligus sebagai puncak kegiatan "Bulak Fest 2016".
"Ayo dicat yang bagus agar pemandangannya tidak kumuh dan terlihat indah," ujarnya sembari menorehkan kuas di dinding rumah milik warga setempat.
Wali Kota Surabaya dua periode itu mengakui pengecatan rumah warga hampir sama dengan yang ada di Brazil, sekaligus dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di sana.
"Kalau bisa dicat warna-warni agar terlihat semarak. Pasti bagus lho rek," ucapnya wali kota perempuan pertama Surabaya tersebut.
Mengenakan kaos warna oranye dengan celana hitam dan helm pengaman, Risma didampingi sejumlah kepala satuan perangkat kerja daerah, seperti Kepala Satpol PP Irvan Widyanto, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Eri Cahyadi, Kepala Dinas Pertanian Joestamadji, Sekkota Hendro Gunawan, serta beberapa camat.
Di kawasan pinggiran Pantai Cumpat dan Kenjeran, kata dia, akan menjadi destinasi baru di Kota Surabaya, bahkan sebagai kampung nelayan yang khas dibanding daerah lainnya.
"Kampung nelayan di Surabaya ini akan tetap menonjolkan kekhasan tanpa mengubah bentuknya. Jangan yang sudah ada dibongkar terus diganti baru seperti Jakarta. Saya inginnya yang ada lebih diperhatikan," tukasnya.
Pada kesempatan tersebut, Risma menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak, terutama komunitas #bicarasurabaya yang membantu terselenggaranya "Bulak Fest 2016" yang digelar mulai 3-10 April di kawasan Sentra Ikan Bulak (SIB) Surabaya.
"Dengan adanya even ini warga bisa terdorong untuk meramaikan kawasan pinggiran Surabaya, terutama Sentra Ikan Bulak," kata wali kota yang juga kader PDI Perjuangan tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Ayo dicat yang bagus agar pemandangannya tidak kumuh dan terlihat indah," ujarnya sembari menorehkan kuas di dinding rumah milik warga setempat.
Wali Kota Surabaya dua periode itu mengakui pengecatan rumah warga hampir sama dengan yang ada di Brazil, sekaligus dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di sana.
"Kalau bisa dicat warna-warni agar terlihat semarak. Pasti bagus lho rek," ucapnya wali kota perempuan pertama Surabaya tersebut.
Mengenakan kaos warna oranye dengan celana hitam dan helm pengaman, Risma didampingi sejumlah kepala satuan perangkat kerja daerah, seperti Kepala Satpol PP Irvan Widyanto, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Eri Cahyadi, Kepala Dinas Pertanian Joestamadji, Sekkota Hendro Gunawan, serta beberapa camat.
Di kawasan pinggiran Pantai Cumpat dan Kenjeran, kata dia, akan menjadi destinasi baru di Kota Surabaya, bahkan sebagai kampung nelayan yang khas dibanding daerah lainnya.
"Kampung nelayan di Surabaya ini akan tetap menonjolkan kekhasan tanpa mengubah bentuknya. Jangan yang sudah ada dibongkar terus diganti baru seperti Jakarta. Saya inginnya yang ada lebih diperhatikan," tukasnya.
Pada kesempatan tersebut, Risma menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak, terutama komunitas #bicarasurabaya yang membantu terselenggaranya "Bulak Fest 2016" yang digelar mulai 3-10 April di kawasan Sentra Ikan Bulak (SIB) Surabaya.
"Dengan adanya even ini warga bisa terdorong untuk meramaikan kawasan pinggiran Surabaya, terutama Sentra Ikan Bulak," kata wali kota yang juga kader PDI Perjuangan tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016