Mpigi, Uganda (Antara/Xinhua-OANA) - Shoebill, burung penyendiri dan pendiam, menghadapi kepunahan di Uganda, sementara hamparan luas rawa di Danau Victoria --yang menjadi tempat tinggalnya-- menarik wisatawan dari jauh karena keunikannya.
Burung bangau besar tersebut memperoleh namanya dari kemiripan paruhnya dengan sepatu.
"Burung itu berbeda dari burung lain sebab anda tak bisa menemukannya dalam satu kelompok. Keunikan ini menantang ungkapan bahwa 'burung yang sejenis berkumpul bersama'," kata Irene Namubiru, seorang pemandu wisata lokal di Mabamba Swamp, lokasi yang dilindungi di Uganda Tengah, kepada Xinhua dalam satu wawancana belum lama ini.
Walaupun Shoebill adalah burung air, Shoebill tak bisa berenang sebab tumitnya tidak memiliki selaput.
Gaya berburu hewan itu juga unik sebab Shoebill menunggu ikan mendekati tempatnya berada.
"Burung tersebut bisa berada di satu tempat selama lebih dari tiga jam untuk menunggu sesuatu yang bisa dimakan. Sheobill memangsa ikan belut, cat fish, ikan nila dan katak," kata Nambubiru, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Menurut para ilmuwan, Shoebill bertelur dalam lima tahun dan hanya satu yang menetas. Kondisi itu menjelaskan sebagian masalah yang membuat jumlah hewan tersebut terbatas.
Namun, inti dari berkurangnya jumlah Shoebill ialah meningkatnya kegiatan manusia di danau itu dan sekitarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Burung bangau besar tersebut memperoleh namanya dari kemiripan paruhnya dengan sepatu.
"Burung itu berbeda dari burung lain sebab anda tak bisa menemukannya dalam satu kelompok. Keunikan ini menantang ungkapan bahwa 'burung yang sejenis berkumpul bersama'," kata Irene Namubiru, seorang pemandu wisata lokal di Mabamba Swamp, lokasi yang dilindungi di Uganda Tengah, kepada Xinhua dalam satu wawancana belum lama ini.
Walaupun Shoebill adalah burung air, Shoebill tak bisa berenang sebab tumitnya tidak memiliki selaput.
Gaya berburu hewan itu juga unik sebab Shoebill menunggu ikan mendekati tempatnya berada.
"Burung tersebut bisa berada di satu tempat selama lebih dari tiga jam untuk menunggu sesuatu yang bisa dimakan. Sheobill memangsa ikan belut, cat fish, ikan nila dan katak," kata Nambubiru, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Menurut para ilmuwan, Shoebill bertelur dalam lima tahun dan hanya satu yang menetas. Kondisi itu menjelaskan sebagian masalah yang membuat jumlah hewan tersebut terbatas.
Namun, inti dari berkurangnya jumlah Shoebill ialah meningkatnya kegiatan manusia di danau itu dan sekitarnya.(*)
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016