Bojonegoro (Antara Jatim) - Kodim 0813 Bojonegoro, Jawa Timur, mengelar rapat koordinasi pengadaan gabah dan beras dengan mengundang penggilingan padi dan gabungan kelompok tani untuk mempercepat perolehan di Bulog Subdivre III, Rabu.
"Sampai hari ini perolehan pengadaan di Bulog Subdivre III Bojonegoro masih minim," kata Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Kav Donova Pripamungkas di hadapan seratusan pengurus gapoktan, penggilingan padi dan anggotanya di Bojonegoro.
Padahal, menurut dia, Bulog Subdivre III harus mampu memenuhi target pengadaan sebesar 37 ribu ton setara beras, pada Juli.
"Kita harus mencari cara efektif menyerap produksi panen tanaman padi yang sekarang berlangsung," katanya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan panen tanaman padi yang yang sekarang berlangsung bisa diserap Bulog Subdivre III sebanyak-banyaknya.
"Jangan sampai panen tanaman padi yang sekarang berlangsung, gabahnya diserap bulog luar daerah, apalagi bulog dari wilayah Jawa Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan rapat koordinasi percepatan pengadaan yang digelar itu, merupakan tindak lanjut nota kesepahaman yang dibuat antara Kodim 0813 dengan Bulog Subdivre III di Lamongan, dua pekan lalu.
Penandatanganan nota kesepahaman dalam pengadaan itu juga disaksikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Prinsipnya percepatan pengadaan di Bulog sebagai usaha mencukupi ketersediaan pangan secara nasional," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Efdal Sulaiman menjelaskan target pengadaan tahun ini di wilayah kerjanya Bojonegoro, Lamongan dan Tuban, sebanyak 117 ribu ton setara beras.
Besarnya target itu, katanya, meningkat dibandingkan perolehan pengadaan tahun lalu yang hanya 66 ribu ton setara beras.
Di Bojonegoro, lanjut dia, besarnya target pengadaan sebanyak 37.326 ton setara beras, lebih tinggi dibandingkan Tuban dan Lamongan, masing-masing 40.298 ton setara beras dan 39.376 ton setara beras.
Hadir dalam rakor, antara lain, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari dan Kepala Disperindag Basuki dan Koordinator Upaya Khusus (Upsus) dari Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Malang Dr Siti Munifah, MSi. (*)
"Sampai hari ini perolehan pengadaan di Bulog Subdivre III Bojonegoro masih minim," kata Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Kav Donova Pripamungkas di hadapan seratusan pengurus gapoktan, penggilingan padi dan anggotanya di Bojonegoro.
Padahal, menurut dia, Bulog Subdivre III harus mampu memenuhi target pengadaan sebesar 37 ribu ton setara beras, pada Juli.
"Kita harus mencari cara efektif menyerap produksi panen tanaman padi yang sekarang berlangsung," katanya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan panen tanaman padi yang yang sekarang berlangsung bisa diserap Bulog Subdivre III sebanyak-banyaknya.
"Jangan sampai panen tanaman padi yang sekarang berlangsung, gabahnya diserap bulog luar daerah, apalagi bulog dari wilayah Jawa Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan rapat koordinasi percepatan pengadaan yang digelar itu, merupakan tindak lanjut nota kesepahaman yang dibuat antara Kodim 0813 dengan Bulog Subdivre III di Lamongan, dua pekan lalu.
Penandatanganan nota kesepahaman dalam pengadaan itu juga disaksikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Prinsipnya percepatan pengadaan di Bulog sebagai usaha mencukupi ketersediaan pangan secara nasional," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Efdal Sulaiman menjelaskan target pengadaan tahun ini di wilayah kerjanya Bojonegoro, Lamongan dan Tuban, sebanyak 117 ribu ton setara beras.
Besarnya target itu, katanya, meningkat dibandingkan perolehan pengadaan tahun lalu yang hanya 66 ribu ton setara beras.
Di Bojonegoro, lanjut dia, besarnya target pengadaan sebanyak 37.326 ton setara beras, lebih tinggi dibandingkan Tuban dan Lamongan, masing-masing 40.298 ton setara beras dan 39.376 ton setara beras.
Hadir dalam rakor, antara lain, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari dan Kepala Disperindag Basuki dan Koordinator Upaya Khusus (Upsus) dari Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Malang Dr Siti Munifah, MSi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016