Madiun (Antara Jatim) - Produksi sampah yang dihasilkan rumah tangga di Kota Madiun, Jawa Timur, sesuai catatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) setempat mencapai 91,1 ton setiap harinya.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 94,37 persennya atau sekitar 85,98 ton sampah masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Winongo yang berada di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo. Sedangkan sisanya, dikelola dan diolah oleh warga," ujar Kepala DKP Kota Madiun, Suwarno, kepada wartawan, Rabu.

Menurut dia, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Madiun selalu meningkat setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena jumlah penduduk Kota Madiun yang juga bertambah seiring dengan perkembangan perekonomian daerah setempat. 

Hal itu secara otomatis juga berdampak langsung dengan kapasitas atau daya tanpung dari TPA Winongo yang semakin tahun semakin sempit. 

"Saat ini sudah 80 persen dari kapasitas yang ada telah terpakai dari luas total TPA mencapai 6,4 hektare," kata Suwarno.

Untuk memperpanjang umur operasional TPA Winongo, pihaknya terus berupaya melakukan daur ulang terhadap sampah yang masuk. 

Dari sekitar 85,98 ton sampah yang masuk TPA per hari tersebut, terdapat sekitar 4,3 ton sampah organik yang terpilah dan terolah.

"Sedangkan sampah anorganik yang terpilah dan terolah mencapai 8,56 ton. Yakni terdiri dari sampah plastik, kertas, dan juga kardus," kata dia. 

Adapun, sampah-sampah plastik tersebut didaur ulang menjadi gas metan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bagi sekitar 150 KK yang ada di sekitar TPA. Sedangkan sampah organik diolah menjadi kompos dan pupuk organik. 

Pihaknya mengklaim upaya daur ulang sampah tersebut jika dilakukan secara rutin, akan mampu memperpanjang umur TPA Winongo hingga dua tahun. 

Selain melakukan pengolahan sampah, pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi tentang upaya pengolahan sampah dengan menggandeng bank sampah yang sudah terbentuk di masing-masing kelurahan yang ada di Kota Madiun. Sejauh ini sudah ada sekitar 43 bank sampah yang tersebar di 27 kelurahan dan sekitar 104 bank sampah yang ada di sekolah-sekolah baik tingkat SD, SMP, hingga SMA. 

Bank sampah tersebut dinilai cukup efektif mengurangi sampah yang masuk ke TPA untuk dipilah dan diolah menjadi aneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomi tinggi. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016