Kediri (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan sekitar 7.200 vial vaksin untuk keperluan program pekan imunisasi nasional (PIN) yang digelar serentak pada 8-15 Maret 2016.

"Kami akan memberikan vaksin untuk imunisasi polio pada anak-anak usia 0-5 tahun. Kami sudah siapkan vaksin untuk imunisasi itu," kata Kepala Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Istianah, di Kediri, Senin.

Selain menyiapkan vaksin, dinas kesehatan juga sudah menyiapkan pos khusus. Ada sebanyak 1.758 pos imunisasi yang disiapkan sebagai tempat pelayanan untuk pekan imunisasi tersebut.

Dari jumlah itu, Istianah mengatakan ada sebanyak 118.852 balita yang berusia 0-59 bulan menjadi target imunisasi. Mereka harus mendapatkan imunisasi demi kesehatan dan masa depan mereka.

Ia mengatakan banyak manfaat yang diperoleh anak ketika mendapatkan vaksin itu, yaitu mencegah anak tersebut menderita sakit polio. Dampak jika terkena polio sangat besar pada anak.

"Beberapa ciri anak tersebut terkena virus polio di antaranya hari 1-3 anak tersebut terserang batuk, pilek, demam, dan mencret (diare) ringan," katanya.

Pada hari 3-5, demam anak berkurang namun si anak mulai kaku duduk di tungkai dan lengan, pada hari 5-7 mendadak tungkai/lengan menjadi lumpuh, kelumpuhan umumnya pada satu tungkai/lengan dan dapat juga terjadi pada kedua tungkai/lengan.

Selama ini, kata dia, di Kabupaten Kediri belum ditemukan kasus polio. Bahkan, jika ditemukan akan langsung dinyataken sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Selain menjadi penyakit serius, penularan virus itu juga cukup cepat, yaitu virus masuk ke dalam tubuh manusia hanya melalui mulut menyebar dalam darah, lalu ke susunan syaraf pusat hingga merusak sel-sel syaraf .

Pada 2012, World Health Assembly (WHA) telah mendeklarasikan tentang eradikasi polio yang merupakan salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat.

Bahkan, Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada 2014.

Ia juga mengatakan program PIN polio itu juga ditujukan sebagai salah satu strategi menuju eradikasi polio di dunia. Selain PIN polio, juga dilakukan penggantian vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV).

Diharapkan, pada akhir 2018, penyakit polio telah berhasil dihapus dari seluruh dunia.

Demi terealisasinya program PIN itu, Istianah mengaku dinas kesehatan sudah gencar memberikan informasi terutama pada ibu yang mempunyai anak balita berusia 0-59 bulan agar datang ke pos PIN untuk mendapatkan vaksin tersebut.

Ia mengakui masih ada ibu yang enggan memberikan imunisasi pada anaknya dengan alasan tidak jelas.

"Kami sudah memberikan informasi terkait dengan jadwal imunisasi. Jika ada yang belum, kami akan cek agar semua balita mendapatkan vaksin," ujar Istianah. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016