Tulungagung, (Antara Jatim) - Jumlah peserta ujian nasional persamaan (UNP) tingkat SMA/SMK di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur bertambah 11 siswa, dari sebelumnya terdaftar sebanyak 163 menjadi 174 siswa.
"Setelah kami cek ulang secara keseluruhan, ternyata ada 11 siswa lagi yang mendaftar ulang sehingga total peserta kini terkonfirmasi sebanyak 174 siswa," kata Koordinator tim pelaksana UNP Tulungagung Junaedi di Tulungagung, Sabtu.
Menurut dia, jumlah peserta masih dimungkinkan bertambah mengingat waktu daftar ulang masih dibuka hingga Minggu (21/2).
"Yang sudah daftar sekitar 300 siswa, tapi yang daftar ulang baru 174. Sisanya masih dimungkinkan ikut UNP karena masih ada kesempatan daftar ulang sampai besok (Minggu) sore," ujarnya.
Junaidi mengatakan, berdasar data yang ada, sebagian besar peserta berasal dari SMA.
Mereka sudah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di berbagai kota, namun belum puas terhadap beberapa hasil ujian nasional reguler yang mereka ikuti pada tahun tahun lalu.
Menurut Junaidi, alasan terbesar siswa ikut UNP adalah untuk memperbaiki nilai mata pelajaran (mapel) yang diujikan dalam UN.
Sebab, kata dia, saat UN reguler 2015 lalu nilai dirasa masih kurang atau di bawah 5,5.
"Mereka ingin memperbaiki nilai. Ini juga dimungkinkan berimbas saat mencari pekerjaan. Rata-rata siswa SMA, sementara untuk siswa SMK masih minim. Mungkin karena sudah banyak yang bekerja," kata Junaidi.
Untuk pelaksanaan UNP secara daring atau online, Junaidi mengatakan sudah menyiapkan perangkat komputer yang terbagi dalam tiga ruang laboratorium.
Setiap ruangan rata-rata diisi sekitar 30 siswa. "Ujian dimulai Senin (22/2) nanti. Semuanya sudah kami persiapkan termasuk jaringan dan server. Semua juga terkoneksi langsung dengan pusat," katanya.
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Tulungagung, sekolah pelaksana UNP hanya di SMK Negeri 1 Boyolangu.
Keputusan itu sesuai ketentuan pusat, yakni pelaksana UNP merupakan sekolah yang sudah pernah melaksanakan ujian nasional (UN) dengan sistem darng.
"Yang sudah pengalaman hanya SMKN 1 Boyolangu. Tahun lalu, sekolah itu sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer," kata Kabid Pendidikan Menengah Dindik Tulungagung, Heru Mudjiono.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Setelah kami cek ulang secara keseluruhan, ternyata ada 11 siswa lagi yang mendaftar ulang sehingga total peserta kini terkonfirmasi sebanyak 174 siswa," kata Koordinator tim pelaksana UNP Tulungagung Junaedi di Tulungagung, Sabtu.
Menurut dia, jumlah peserta masih dimungkinkan bertambah mengingat waktu daftar ulang masih dibuka hingga Minggu (21/2).
"Yang sudah daftar sekitar 300 siswa, tapi yang daftar ulang baru 174. Sisanya masih dimungkinkan ikut UNP karena masih ada kesempatan daftar ulang sampai besok (Minggu) sore," ujarnya.
Junaidi mengatakan, berdasar data yang ada, sebagian besar peserta berasal dari SMA.
Mereka sudah melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di berbagai kota, namun belum puas terhadap beberapa hasil ujian nasional reguler yang mereka ikuti pada tahun tahun lalu.
Menurut Junaidi, alasan terbesar siswa ikut UNP adalah untuk memperbaiki nilai mata pelajaran (mapel) yang diujikan dalam UN.
Sebab, kata dia, saat UN reguler 2015 lalu nilai dirasa masih kurang atau di bawah 5,5.
"Mereka ingin memperbaiki nilai. Ini juga dimungkinkan berimbas saat mencari pekerjaan. Rata-rata siswa SMA, sementara untuk siswa SMK masih minim. Mungkin karena sudah banyak yang bekerja," kata Junaidi.
Untuk pelaksanaan UNP secara daring atau online, Junaidi mengatakan sudah menyiapkan perangkat komputer yang terbagi dalam tiga ruang laboratorium.
Setiap ruangan rata-rata diisi sekitar 30 siswa. "Ujian dimulai Senin (22/2) nanti. Semuanya sudah kami persiapkan termasuk jaringan dan server. Semua juga terkoneksi langsung dengan pusat," katanya.
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Tulungagung, sekolah pelaksana UNP hanya di SMK Negeri 1 Boyolangu.
Keputusan itu sesuai ketentuan pusat, yakni pelaksana UNP merupakan sekolah yang sudah pernah melaksanakan ujian nasional (UN) dengan sistem darng.
"Yang sudah pengalaman hanya SMKN 1 Boyolangu. Tahun lalu, sekolah itu sudah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer," kata Kabid Pendidikan Menengah Dindik Tulungagung, Heru Mudjiono.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016