Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta seluruh kepala satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Surabaya bergerak cepat dan
melakukan lompatan besar untuk ikut mendongkrak citra Surabaya.
"Saya ingin mengajak teman-teman lebih ke atas lagi. Saya sudah meletakkan dasarnya selama lima tahun kemarin. Lima tahun ke depan tentunya tidak boleh sama. Tidak boleh biasa saja. Harus ada lompatan yang sifatnya untuk mempercepat kemajuan kota," kata Tri Rismaharini saat mengumpulkan jajaran SKPD di Balai Kota Surabaya, Kamis.
Pertemuan yang berlangsung kurang lebih 1,5 jam itu, Tri Rismaharini berharap jajaran kepala SKPD bisa gerak cepat dan melakukan lompatan besar untuk ikut mendongkrak citra Surabaya. Apalagi, sekarang sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga sudah seharusnya SKPD memiliki wawasan global.
Menurut dia, SKPD yang diharapkan bisa melakukan lompatan besar adalah para camat di 31 kecamatan se-Surabaya. Para camat yang menjadi pemimpin wilayahnya masing-masing, diimbau tidak hanya menjadi pekerja operasional yang menjalankan rutinitas kerja, tetapi juga bisa berpikir strategis.
"Saya berharap ada usulan dari camat yang sifatnya tidak rutinitas, tetapi strategis. Ayo cari ide apa, nanti kita kembangkan," kata wali kota yang mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari ITS di bidang manajemen pembangunan kota ini.
Adapun maksud dari pemikiran strategis tersebut, lanjut dia, wali kota berharap ke depannya, setiap tahun ada ikon Surabaya yang di-launching. Nah, ikon baru Surabaya itu bisa berasal di kecamatan mana saja yang merupakan hasil pemikiran dari para camat.
Untuk tahun 2016, ikon baru Surabaya yang siap di-launching adalah Jembatan Kenjeran.
"Tahun ini Jembatan Kenjeran. Tahun depan ada lagi yang baru. Misalnya cable car di timurnya jembatan Suramadu atau bisa tepian Kali Mas menjadi wisata air. Intinya setiap tahun harus ada ikon yang di-launching untuk menarik orang agar datang ke Surabaya yang tentunya bagus untuk perekonomian kota ini," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, para camat diminta untuk ikut menyukseskan gelaran Prepatory Committe (Prepcom) III for UN Habitat yang akan digelar di Surabaya pada Juli nanti.
Oleh wali kota, para camat diminta menginventarisasi lokasi-lokasi di wilayahnya yang nantinya bisa menjadi destinasi untuk dikunjungi peserta konferensi.
Estimasinya, lanjut dia, akan ada 2.500 delegasi dari berbagai negara yang hadir di Surabaya sebagai peserta agenda tersebut. "Delegasi sebanyak itu tentunya tidak mungkin hanya datang ke satu tempat. Karena itu, camat-camat silakan mengusulkan tempat-tempat yang bisa dikunjungi," ujarnya.
Mantan kepala Bappeko Surabaya ini juga berharap pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di level kecamatan, terdiri dari tiga sesi usulan, yakni usulan dari ibu-ibu rumah tangga, usulan dari karang taruna dan usulan dari warga.
Harapannya, ada beragam usulan yang disampaikan ke Pemkot Surabaya, yang tidak hanya berupa usulan pembangunan fisik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Saya ingin mengajak teman-teman lebih ke atas lagi. Saya sudah meletakkan dasarnya selama lima tahun kemarin. Lima tahun ke depan tentunya tidak boleh sama. Tidak boleh biasa saja. Harus ada lompatan yang sifatnya untuk mempercepat kemajuan kota," kata Tri Rismaharini saat mengumpulkan jajaran SKPD di Balai Kota Surabaya, Kamis.
Pertemuan yang berlangsung kurang lebih 1,5 jam itu, Tri Rismaharini berharap jajaran kepala SKPD bisa gerak cepat dan melakukan lompatan besar untuk ikut mendongkrak citra Surabaya. Apalagi, sekarang sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga sudah seharusnya SKPD memiliki wawasan global.
Menurut dia, SKPD yang diharapkan bisa melakukan lompatan besar adalah para camat di 31 kecamatan se-Surabaya. Para camat yang menjadi pemimpin wilayahnya masing-masing, diimbau tidak hanya menjadi pekerja operasional yang menjalankan rutinitas kerja, tetapi juga bisa berpikir strategis.
"Saya berharap ada usulan dari camat yang sifatnya tidak rutinitas, tetapi strategis. Ayo cari ide apa, nanti kita kembangkan," kata wali kota yang mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari ITS di bidang manajemen pembangunan kota ini.
Adapun maksud dari pemikiran strategis tersebut, lanjut dia, wali kota berharap ke depannya, setiap tahun ada ikon Surabaya yang di-launching. Nah, ikon baru Surabaya itu bisa berasal di kecamatan mana saja yang merupakan hasil pemikiran dari para camat.
Untuk tahun 2016, ikon baru Surabaya yang siap di-launching adalah Jembatan Kenjeran.
"Tahun ini Jembatan Kenjeran. Tahun depan ada lagi yang baru. Misalnya cable car di timurnya jembatan Suramadu atau bisa tepian Kali Mas menjadi wisata air. Intinya setiap tahun harus ada ikon yang di-launching untuk menarik orang agar datang ke Surabaya yang tentunya bagus untuk perekonomian kota ini," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, para camat diminta untuk ikut menyukseskan gelaran Prepatory Committe (Prepcom) III for UN Habitat yang akan digelar di Surabaya pada Juli nanti.
Oleh wali kota, para camat diminta menginventarisasi lokasi-lokasi di wilayahnya yang nantinya bisa menjadi destinasi untuk dikunjungi peserta konferensi.
Estimasinya, lanjut dia, akan ada 2.500 delegasi dari berbagai negara yang hadir di Surabaya sebagai peserta agenda tersebut. "Delegasi sebanyak itu tentunya tidak mungkin hanya datang ke satu tempat. Karena itu, camat-camat silakan mengusulkan tempat-tempat yang bisa dikunjungi," ujarnya.
Mantan kepala Bappeko Surabaya ini juga berharap pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di level kecamatan, terdiri dari tiga sesi usulan, yakni usulan dari ibu-ibu rumah tangga, usulan dari karang taruna dan usulan dari warga.
Harapannya, ada beragam usulan yang disampaikan ke Pemkot Surabaya, yang tidak hanya berupa usulan pembangunan fisik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016