Madiun (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kota Madiun, Jawa Timur, selama bulan Januari hingga
pertengahan Februari 2016 menangani sebanyak 112 kasus penyakit demam
berdarah dengue di daerah ini.


"Dari jumlah tersebut, 25 kasus di antaranya positif demam berdarah
dengue (DBD), satu kasus "dengue shock syndrome" (DSS), dan sisanya 86
kasus merupakan "differential diagnosis" (DD) atau diduga DBD karena
memiliki gejala mirip," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun dr Agung
Sulistya Wardani kepada wartawan di Madiun, Kamis.


Pihaknya memprediksi jumlah tersebut dapat bertambah seiring curah
hujan yang masih berlangsung. Diperkirakan, kasusnya masih tinggi hingga
bulan April 2016.


Menurut dia, dari 112 kasus terkait demam berdarah tersebut,
mayoritas penderitanya adalah usia anak-anak. Hal ini karena daya tahan
tubuh anak lebih rentan terkena virus dan bakteri.


"Selain itu, pola tidur anak juga memengaruhi, karena nyamuk DBD
lebih aktif pada pagi dan sore hari tepat dengan jam tidur anak," kata
dia.


Guna mencegah penyakit demam berdarah semakin banyak, Dinkes Kota
Madiun terus melakukan pemantauan di daerah yang telah terdapat
penderita positif demam berdarah. Setelah itu, daerah tersebut akan
dilakukan pengasapan atau fogging untuk melokalisir penyakit demam
berdarah.


Dinas juga melakukan upaya preventif dan promotif, salah satunya
melakukan penyuluhan dengan melibatkan kader juru pemantau jentik
(jumantik) di masing-masing RT.


Selain itu, dinas juga meminta warga meningkatkan kewaspadaan
terhadap serangan penyakit demam berdarah dengan melakukan pemberantasan
sarang nyamuk melalui Gerakan 3M (menguras, menutup tempat air dan
menimbun barang-barang bekas).


"Gerakan tersebut harus dilakukan secara serentak. Pemberantasan
sarang nyamuk merupakan cara yang efektif untuk mencegah sebaran demam
beradarah," katanya.


Sebab, jika kondisi rumah tidak bersih, maka rawan menjadi lokasi
perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue yang menyebabkan peyakit
demam berdarah. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016