Surabaya, (Antara Jatim) -   Staf Informasi dan Data BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo menyatakan badai tropis Corentin di selatan India tidak berdampak terhadap cuaca di wilayah Indonesia karena lokasinya sangat jauh.

"Badai Corentin tak berdampak terhadap Indonesia," katanya di Surabaya, Senin, menanggapi berita yang menyebar di media sosial yang menyebutkan bahwa saat ini telah terjadi badai siklon di Samudera Hindia yang berdampak terhadap cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dalam informasi yang disebarkan (broadcast) melalui media sosial itu disebutkan bahwa siklon tropis di  Samudera Hindia tersebut bisa berdampak terjadinya  hujan angin dan petir yang signifikan  di beberapa daerah di Indonesia sehingga harus diwaspadai.

Informasi itu, kata Eko, tidak benar,  karena badai saat ini badai terjadi di selatan India yakni di posisi 72 derajat Bujur Timur  (BT) - 22 derajat Lintang Selatan (LS)  yang lokasinya jauh dari wilayah Indonesia.

Kendati begitu, menurut dia, yang terjadi saat ini adalah adanya pusat tekanan rendah di timur Papua sehingga mendorong angin bertiup lebih kencang  yakni sekitar 60 kilometer per jam dari biasanya 35 - 45 kilometer per jam.  
 
Kecepatan angin di perairan Laut Jawa saat ini rata-rata 35 kilometer per jam dengan ketinggian gelombang 1,3 - 2,5 meter, sedangkan perairan Samudera Hindia kecepatan angin mencapai 45 kilometer per jam dengan ketinggian gelombang 2 - 4 meter.

Menyinggung curah hujan, Eko menjelaskan bahwa anomali cuaca karena adanya "monsoon break" sudah berakhir  dan kini telah masuk ke pola angin baratan atau monsoon barat.  Angin bertiup dari arah barat dan barat laut.

"Dengan kembalinya pola ini,  intensitas hujan, khususnya di wilayah Jatim kembali meningkat. Jika sebelumnya banyak daerah yang curah hujannya masih di bawah normal, saat ini meningkat," katanya menambahkan.  (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016