Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjemput warga asal kabupaten ini yang sebelumnya pergi ke Kalimantan, bergabung dengan pengikut kelompok masyarakat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Tim sudah berangkat ke Surabaya untuk menjemput dengan naik bus," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris Setiawan di Kediri, Senin.

Ia mengatakan, tim yang menjemput itu juga mendapatkan kawalan dari Kepolisian Resor Kediri. Selain itu, juga terdapat mobil ambulans yang turut serta dibawa untuk mengangkut warga yang sakit.

Haris mengungkapkan, jumlah warga Kabupaten Kediri yang menjadi mantan pengikut Gafatar adalah 17 orang. Mereka dipastikan terdata di Surabaya dan akan dibawa semuanya ke kabupaten.

Setelah tiba, nantinya warga mantan Gafatar itu akan dikumpulkan dahulu untuk mendapatkan pembinaan dan diantarkan ke rumahnya. Mayoritas mereka berasal dari Kecamatan Gurah, tepatnya di Desa Sukorejo serta Desa Tirukidul, serta Kecamatan Pare.

Kelompok masyarakat Gafatar saat ini tengah menjadi sorotan, setelah adanya kabar menghilangnya sejumlah orang, termasuk dokter Rica serta anaknya yang hilang pada 30 Desember 2015. 

Polisi akhirnya menemukan dokter Rica Tri Handayani dan anak balitanya di Kalimantan Tengah, Pangkalan Bun, pada Senin (11/1). Kepolisian menyebutkan Rica adalah 'bekas aktivis Gafatar'. Setelah kasus dokter Rica, makin banyak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya. Mereka juga diduga ikut Gafatar. 

Sementara itu, sebuah permukiman yang disebut didiami oleh warga mantan pengikut Gafatar di Desa Moton Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa pada Selasa (19/1) petang sekitar pukul 15.20 waktu setempat. Di daerah itu, pengikut Gafatar diketahui disediakan lahan sekitar 5.000 hektare yang akan dikelola anggotanya sebagai lahan pertanian. 

Sebanyak lebih dari 700 orang mantan pengikut Gafatar yang bermukim di Kabupaten Mempawah, Kalbar, ini secara bertahap dipulangkan ke Semarang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur.

Hal serupa juga terjadi di Desa Simbak Jaya, Binjau Hulu, Kabupaten Sintang dan Desa Sukadana, Kayong Utara, Kabupaten Ketapang, yang hampir 1.000 mantan anggota Gafatar dievakuasi dan "dipaksa" kembali ke daerah asalnya.
 
Pemerintah memulangkan warga mantan Gafatar tersebut ke daerahnya masing-masing dengan mengendarai pesawat, termasuk di Jatim. Mereka sebelumnya diinapkan di Surabaya sebelum dijemput oleh pemerintah kabupaten setempat. 

Pemerintah berharap, keluarga serta tetangga juga menyambut baik kedatangan warga mantan pengikut Gafatar di daerahnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016