Surabaya (Antara Jatim) - Airlangga Model United Nations (AirMUN Club) --komunitas mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang hobi mengikuti simulasi sidang PBB-- menggelar Airlangga School of Diplomacy (ASD) atau Sekolah Diplomasi Unair pada 9-10 Januari 2016.
"Acara latihan simulasi sidang PBB di Fakultas Kedokteran Unair itu dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Surabaya, Jakarta, Bontang, Bali, Manado, dan Pontianak," kata Chief of Committee dan Organizing Committee ASD 2016, Ahmad Dzulfuqar Adi, di Surabaya, Sabtu.
Dalam pelatihan bertajuk "Memahami Dunia Diplomasi dan Globalisasi Bagi Generasi Muda" itu, ia menjelaskan Model United Nations (MUN) atau yang biasa dikenal dengan simulasi sidang PBB merupakan salah satu sarana efektif untuk melatih kemampuan debat, diplomasi, dan negosiasi bagi calon diplomat.
"Sekolah Diplomasi yang mengadopsi konsep MUN itu mengundang Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS., MA, selaku Guru Besar bidang Hubungan Internasional FISIP Unair, dan Christina Zema selaku perwakilan AIESEC Surabaya pada hari pertama," katanya.
Mantan Duta Besar RI untuk PBB itu mengatakan dukungan masyarakat internasional ini penting bagi diplomat dalam melakukan diplomasi dalam multilateral diplomacy.
"Dengan hal itu, maka diplomat dan negosiator dari negara lain akan dapat menerima dan yakin dengan pemikiran dari perwakilan sebuah negara tersebut," katany
Pada hari kedua, peserta diajak untuk melakukan simulasi sidang PBB yang berkutat pada bagaimana mengaplikasikan "problem solving skills" yang tidak terlepas dari permasalahan isu-isu global.
Dalam simulasi sidang ini, para peserta akan dibagi menjadi dua komite, yaitu Komite A yang berperan sebagai Komite Sosial, Budaya dan Kemanusiaan akan membahas mengenai krisis pengungsi di Suriah.
Untuk Komite B berperan sebagai UNICEF yang akan membahas mengenai pernikahan pada usia dini. Informasi dan wawasan yang para peserta terima di hari sebelumnya akan diterapkan secara langsung dalam simulasi berikut.
"Kegiatan ASD ini bertujuan untuk menyebarkan 'the sense of diplomacy' agar semakin banyak generasi muda bergabung untuk menyelesaikan masalah-masalah global," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Acara latihan simulasi sidang PBB di Fakultas Kedokteran Unair itu dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Surabaya, Jakarta, Bontang, Bali, Manado, dan Pontianak," kata Chief of Committee dan Organizing Committee ASD 2016, Ahmad Dzulfuqar Adi, di Surabaya, Sabtu.
Dalam pelatihan bertajuk "Memahami Dunia Diplomasi dan Globalisasi Bagi Generasi Muda" itu, ia menjelaskan Model United Nations (MUN) atau yang biasa dikenal dengan simulasi sidang PBB merupakan salah satu sarana efektif untuk melatih kemampuan debat, diplomasi, dan negosiasi bagi calon diplomat.
"Sekolah Diplomasi yang mengadopsi konsep MUN itu mengundang Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS., MA, selaku Guru Besar bidang Hubungan Internasional FISIP Unair, dan Christina Zema selaku perwakilan AIESEC Surabaya pada hari pertama," katanya.
Mantan Duta Besar RI untuk PBB itu mengatakan dukungan masyarakat internasional ini penting bagi diplomat dalam melakukan diplomasi dalam multilateral diplomacy.
"Dengan hal itu, maka diplomat dan negosiator dari negara lain akan dapat menerima dan yakin dengan pemikiran dari perwakilan sebuah negara tersebut," katany
Pada hari kedua, peserta diajak untuk melakukan simulasi sidang PBB yang berkutat pada bagaimana mengaplikasikan "problem solving skills" yang tidak terlepas dari permasalahan isu-isu global.
Dalam simulasi sidang ini, para peserta akan dibagi menjadi dua komite, yaitu Komite A yang berperan sebagai Komite Sosial, Budaya dan Kemanusiaan akan membahas mengenai krisis pengungsi di Suriah.
Untuk Komite B berperan sebagai UNICEF yang akan membahas mengenai pernikahan pada usia dini. Informasi dan wawasan yang para peserta terima di hari sebelumnya akan diterapkan secara langsung dalam simulasi berikut.
"Kegiatan ASD ini bertujuan untuk menyebarkan 'the sense of diplomacy' agar semakin banyak generasi muda bergabung untuk menyelesaikan masalah-masalah global," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016