Gresik, (Antara Jatim) - Panitia pengawas pemilu (Panwaslu) Kabupaten Gresik, Jawa Timur berharap tidak ada perselisihan antarcalon dalam menyikapi hasil Pilkada wilayah setempat, sebab anggaran yang tersedia sangat minim.
"Memang anggaran yang ada hanya cukup untuk honor Panwaslu Kabupaten dan Panwalu Kecamatan, belum untuk yang lainnya," ucap Komisioner Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Panwaslu Gresik, Ulil Azmi Rizal, Jumat.
Ia menjelaskan, dalam pengesahan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui dalam Sidang Paripurna Pemerintah Kabupaten Gresik tahun 2016, hanya mengalokasikan dana Rp327 juta.
Sehingga, kata Ulul, apabila ada perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pada Pilkada setempat, Panwaslu Kabupaten Gresik akan berada dalam posisi yang sulit dan sangat lemah, karena tidak adanya anggaran.
"Apabila terjadi PHPU prosesnya memakan waktu dua minggu, dan anggarannya tidak ada, sebab Panwaslu sudah menghitung kebutuhan anggaran dan mengusulkan angka sebesar Rp700 juta, namun akhirnya hanya dapat alokasi anggaran sebesar Rp327 juta," katanya.
Oleh karena itu, Ulul berharap prosesi Pilkada Gresik berjalan dengan lancar tanpa adanya sengketa, karena minimnya anggaran yang dikantongi Panwaslu Gresik.
Sebelumnya, KPU menetapkan keputusan rekapitulasi dengan perolehan pasangan petahana nomor 1 Sambari-Qosim memperoleh 447. 751 suara, nomor 2 pasangan Husnul Khuluq-Ahmad Rubaie 175.449 dan nomor 3 Nur Hamim-Achmad Junadi memperoleh 10.626 suara.
Pelaksanaan Pilkada Gresik diikuti tiga pasangan calon, yakni nomor urut satu Sambari Halim Radianto dan Mohammad Qosim yang diusung PKB dan Partai Demokrat dengan julukan "SQ".
Nomor urut dua Husnul Khuluq dan Ahmad Rubaie yang diusung koalisi PDIP, PAN dan Partai Gerindra berujuk Berkah, serta nomor urut tiga Ahmad Nur Hamim-Junaidi yang diusung Partai Golkar berjuluk "Arjuna". (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015