Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tidak ingin warga di kota ini hanya menjadi penonton Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dan tidak siap menghadapi kemajuan itu, sehingga pemerintah kota memberikan pembelajaran Bahasa Inggris secara gratis pada warga.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat mengemukakan masyarakat di Kota Kediri harus siap menyongsong MEA yang segera diberlakukan. Bahkan, mereka pun harus siap jika harus bersaing dengan pengusaha terlebih lagi internasional. 

"Kami tidak ingin masyarakat Kota Kediri hanya menjadi penonton dalam MEA yang akan datang. Warga di Kota Kediri harus siap menghadapi MEA dan siap bersaing dengan pengusaha baik nasional maupun internasional," katanya.

Ia mengatakan, untuk menghadapi MEA salah satu yang menjadi kendala adalah bahasa. Untuk itu, pemerintah kota sudah membuat beragam alternatif program salah satunya pelatihan Bahasa Inggris kepada warga.

Program pelatihan Bahasa Inggris itu dikemas dengan program E-Mas, yang merupakan kursugratis Bahasa Inggris. Kursus itu bisa diikuti oleh seluruh masyarakat sampai tingkat RT. 

"Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional, untuk itu, masyarakat Kota Kediri harus mampu berbahasa Inggris," ujarnya. 

Pemkot juga telah melatih sekitar 50 orang tutor Bahasa Inggris. Mereka merupakan tonggak utama dalam pelatihan itu. Dalam program ke depan, diharapkan para instruktur itu bisa memberikan pendidikan dengan lebih menyenangkan pada seluruh peserta.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto menegaskan program ini sudah dirancang sejak lama, dengan tujuan utama memberikan pendidikan pada masyarakat di Kota Kediri.

Ia mengatakan, program itu akan dilakukan di setiap kelurahan dengan dua RT sebagai percontohan. Peserta dari program itu seluruh masyarakat yang ingin belajar Bahasa Inggris.

"Nanti setelah pelatihan 2-3 hari langsung praktik. Untuk awal, minimal dua RT dulu sebagai tempat praktik, kemudian dievaluasi dan RT lainnya menyusul," ujarnya.

Ia juga tidak memberikan batasan pada peserta pendidikan tersebut, setiap warga yang berminat diperbolehkan mengikutinya. Mereka pun akan mendapatkan pelajaran sekitar 1-2 bulan. Untuk lokasi pelatihan di tingkat RT, disesuaikan dengan permintaan serta dipilih lokasi yang tepat, yang mampu menampung seluruh peserta pelatihan. 

"Nanti programnya dievaluasi dan 2016 beda lagi," pungkas Siswanto. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015