Pamekasan (Antara Jatim) - Forum Rapat Anggota Komisariat (RAK) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) STAIN Pamekasan, Jawa Timur sepakat merekomendasikan pentingkan memfokuskan perkaderan di internal organisasi itu pada bidang entrepreneurship dan peningkatan wawasan pengembangan ekonomi kreatif.

"Kami sepakat memfokuskan pada dua hal ini, karena untuk saat ini dan di masa-masa mendatang keduanya sangat dibutuhkan," kata Ketua Panitia RAK HMI STAIN Pamekasan Musfiq Al-Idrus kepada Antara, Minggu malam.

Forum RAK yang digelar di aula SMK Negeri 3 Pamekasan juga menyepakati, perlunya bidang perkaderan HMI menyusun kisi-kisi materi khusus wawasan entrepreneurship dan ekonomi kreatif menjadi materi pokok perkaderan HMI sebagaimana materi tentang kepemimpinan, keorganisasi dan wawasan ke-Islam-an.

Sejauh ini, kata Musfiq, kedua materi ini belum banyak diperhatian HMI di tingkatan komisariat, baik dalam kegiatan Leadership Basic Training (LK-1) ataupun dalam bentuk kajian insidentil yang biasa digelar di komisariat.

"Kalau di HMI STAIN, kajian-kajian atau diskusi yang dilakukan hanya seputar persoalan filsafat dan pemikiran ke-Islam-an. Padahal, kebutuhan kami, bukan hanya seputar pemahaman ke-Islam-an, akan tetapi juga perlu membuka cakrawala berpikir tentang wirausaha dan ekonomi kreatif itu," katanya.

Dengan demikian, sambung dia, maka Pengurus HMI Komisariat STAIN yang baru, harus melaksanakan rekomendasi tersebut, sehingga mahasiswa tidak hanya diajak berfikir tentang filsafat dan ketuhanan, sebagaimana dalam Nilai-Nilai Identitas Kader (NIK) HMI, namun lebih dari itu, mereka pahan akan kewirausahaan dan ekonomi kreatif.

RAK HMI merupakan rapat anggota tahunan organisasi itu dengan agenda utama mementukan rencana program organisasi dan memilih pengurus baru selama 1 tahun periode kepengurusan.

Terpilih sebagai Ketua Umum HMI Komisariat STAIN Periode 2015-2016 dalam forum RAK itu, Agus Sholeh dengan dukungan 16 suara.

Agus terpilihan sebagai Ketua Umum karena mampu mengalahkan dua calon lainnya, yakni yakni Imron Maulana yang hanya meraih dukungan 3 suara dan Syafiudin yang hanya meraih dukungan 3 suara.

Dosen Ilmu Ekonomi Islam STAIN Pamekasan Matnin, M.Ag menilai, kebijakan HMI untuk fokus pada pengembangan wawasan entrepreneurship dan ekonomi kreatif merupakan langkah yang tepat, karena di era pasar bebas seperti sekarang ini, keterampilan dalam dunia wirausaha ekonomi kreatif sangat dibutuhkan.

"Memang semua orang sebenarnya bisa saja menjadi pelaku usaha. Tapi tanpa wawasan dan ilmu pengetahuan yang memadai, rasanya sulit untuk bisa bertahan dan bersaing sehat di era seperti sekarang ini," kata Matnin yang juga mantan Ketua Bidang Komunikasi Umat (Kabid KU) HMI Cabang Pamekasan itu.

Selain itu, bidang pengembangan usaha ekonomi kreatif, merupakan jenis kegiatan yang kini paling banyak digemari dan termasuk jenis usaha yang mampu menumbuhkan kehidupan ekonomi, baik dalam skala lokal maupun nasional.

HMI merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia yang didirikan pada 5 Februari 1947, atau dua tahun setelah kemerdekaan RI oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta (saat ini UII) bernama Lafran Pane.

Komisariat merupakan tingkatan organisasi terendah di tubuh HMI, yakni di tingkat fakutas, lalu Koordinator komisariat (Korkom), cabang untuk tingkat kabupaten, Badko (Badan Koordinasi) di tingkat provinsi dan Pengurus Besar (PB) di tingkat pusat.

Selain merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia, organisasi ini juga telah banyak melahirkan tokoh terkemuda. Antara lain seperti Akbar Tanjung, Harry Azhar Azis Yusril Ihza Mahendra, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015