Jember (Antara Jatim) - Ribuan lulusan IKIP PGRI Kabupaten Jember, Jawa Timur tidak dapat terserap dalam dunia kerja karena status kampus setempat dinonaktifkan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti).

"Ribuan mahasiswa IKIP PGRI Jember yang sudah diwisuda tidak bisa mencari kerja karena mereka masih tercatat mahasiswa dalam data base Kemenristek Dikti," kata Sekjen Forum Komunikasi Alumni IKIP PGRI Jember, Taufikurahman dalam rapat dengar pendapat di DPRD Jember, Kamis.

Status mahasiswa yang disandang ribuan wisudawan, lanjut dia, menyebabkan para alumni IKIP PGRI Jember kesulitan mencari lapangan kerja karena ijazahnya tidak diakui oleh sejumlah perusahaan.

"Ijazah sejumlah alumni yang belum bekerja tidak diakui dan hal itu dampak dari status nonaktif yang disandang kampus IKIP PGRI Jember," tuturnya.

Bahkan, alumni yang sudah lulus sebelum status nonaktif IKIP PGRI diterbitkan Kemenristek juga terkena imbasnya karena mereka terancam tidak bisa mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2016.

"Kami mendesak pihak rektorat untuk segera melakukann tindakan nyata, sehingga status nonaktif yang disandang IKIP PGRI Jember segera dicabut dan tidak merugikan ribuan lulusan yang sudah diwisuda," tegasnya.

Sementara itu, Rektor IKIP PGRI Jember, Fadil Jamali menuturkan pihak rektorat sudah berupaya dengan maksimal agar kampus setempat segera aktif kembali. 

"Saat ini kami tengah menunggu hasil verifikasi berkas dari Kopertis VII dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) yang telah melakukan monitoring di IKIP PGRI Jember pada pertengahan Oktober 2015," paparnya.

Ia membenarkan banyak lulusan IKIP PGRI Jember yang sulit mendapatkan kerja dan ribuan alumni belum terserap di dunia kerja karena status nonaktif kampus setempat.

"Pihak Rektorat tidak bisa mengubah data di pangkalan data perguruan tinggi atau Forlap Dikti karena status kampus masih nonaktif, sehingga mereka yang sudah lulus masih tercatat sebagai mahasiswa," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015