"AYO KERJA, PERKUAT JATIM SEBAGAI PROVINSI INDUSTRI BERBASIS UMKM". Begitu bunyi kalimat sekaligus tema yang terpampang di sejumlah spanduk, baliho, maupun poster dalam rangka hari jadi ke-70 Provinsi Jawa Timur tahun ini, yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober.
Seperti pada umumnya, latar di spanduk itu lumrah bergambar peta provinsi, hamparan padi yang luas dan awan di langit biru, dengan gambar kepala daerah beserta istri dan wakilnya.
Namun yang berbeda, di spanduk itu terdapat gambar sejumlah orang bekerja. Ada yang membatik, membuat tas dan kerajinan lainnya, mengelas besi, bertani, serta gambar pabrik-pabrik yang menggambarkan kekuatan di sektor industri.
Gambar dan latar di spanduk peringatan hari jadi tersebut sengaja didesain sedemikian rupa karena dimaksudkan sebagai penguatan bahwa Jatim merupakan provinsi yang peduli terhadap UMKM sekaligus mentahbiskan status sebagai provinsi industri.
Terlebih menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan akhir 2015. Jika diam saja maka dipastikan tertinggal dan perekonomian semakin sakit, lesu serta tak bergairah.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo tak menginginkan itu. Melalui sejumlah program, ia bertekad mewujudkan cita-cita bahwa di wilayahnya adalah pusat industri dan surga bagi pelaku usaha, mulai yang kecil, menengah hingga atas.
Sejumlah kebijakan diambil, termasuk yang paling ekstrem adalah merancang sendiri Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016 dan memberlakukan potongan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk diberikan kepada UMKM.
Tak tanggung-tanggung, Rp2,5 triliun dana disiapkan bagi para pelaku UMKM dengan harapan mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian lesu saat ini. Dananya berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dan non-Silpa untuk membantu permodalan UMKM primer.
Solusi yang ditawarkan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, yakni memberikan stimulus APBD dan sumber lain (dana Silpa dan non-Silpa) dengan skema "linkage program" kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kabupaten/kota untuk disalurkan kepada sektor UMKM-Koperasi.
Selain itu, strategi "Jatimnomic" juga dinilai sejumlah kalangan sebagai bentuk keberhasilan pria berkumis itu sebagai orang nomor satu di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa itu.
Strategi itu menekankan pembangunan ekonomi dengan fokus penguatan pada tiga aspek yakni strategi peningkatan produksi, strategi pembiayaan yang kompetitif, dan strategi pemasaran kompetitif melalui 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD).
Stragegi itulah yang mendapat pujian dari pemerintah pusat, termasuk yang terakhir dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Bahkan, tahun ini, sebagai kado spesial Pakde Karwo dan wilayah yang dipimpinnya, suami Nina Kirana itu resmi menyandang gelar Doktor Honoris Causa asal Universitas Airlangga Surabaya karena idenya di bidang perekonomian. Selamat Pakde..!!
Kembali ke hari jadi, dalam tulisan ini juga disengaja tak tercantum sejarah asal-usul ditetapkannya hari jadi. Tiga tahun lalu, dalam laman yang sama sudah dijelaskan. Sebagai pengingat, silakan klik http://www.antarajatim.com/lihat/berita/96853/selamat-ulang-tahun-jatim.
Kini seperti biasa, sejumlah agenda memperingatinya disiapkan selama sebulan "full".
Diawali olahraga bersama Gubernur, DPRD dan Forkopimda pada 2 Oktober, ajang wadul (5 Oktober), warung Pakde dan Gus Ipul (8 Oktober), pembukaan "Jatim Fair" (8 Oktober), ngontel sepeda kuno (11 Oktober), malam tasyakuran (11 Oktober), dan bertepatan hari H digelar upacara serentak se-Jatim (12 Oktober).
Pada hari sama digelar sidang paripurna istimewa di DPRD Jatim, gelar seni budaya dan pameran ekonomi kreatif (16 Oktober), bakti sosial (17 Oktober), Jatim "Fun Bike" dan penutupan "Jatim Fair" (18 Oktober), Bola Voli (20 Oktober), gelar sendratari (24 Oktober), jalan sehat dan festival sapi kuno (25 Oktober).
Keesokan harinya festival kuliner Jatim dan raja-raja Nusantara (26 Oktober), penganugerahan "Investment Award" (26 Oktober), pesta rakyat dan pentas seni (29 Oktober), pagelaran watang kulit (30 Oktober), serta istighasah (doa memohon keselamatan yang dilakukan secara massal) dan grand final karapan sapi (1 November).
Bagi Anda masyarakat Jatim, sudah sepatutnya berbangga tinggal, menetap dan mencari nafkah di provinsi berbasis ekonomi, provinsi berbasis industri.
Bagi Anda yang bukan masyarakat Jatim jangan khawatir. Datang dan buatlah diri Anda bangga dengan bekerja dan mencari uang di Jatim.
Yang jelas, kesimpulannya satu : Jawa Timur bertekad menjadi provinsi industri dan tempat terindah para pelaku usaha, termasuk UMKM.
Dirgahayu Provinsi "Industri" Jatim...!!! (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Seperti pada umumnya, latar di spanduk itu lumrah bergambar peta provinsi, hamparan padi yang luas dan awan di langit biru, dengan gambar kepala daerah beserta istri dan wakilnya.
Namun yang berbeda, di spanduk itu terdapat gambar sejumlah orang bekerja. Ada yang membatik, membuat tas dan kerajinan lainnya, mengelas besi, bertani, serta gambar pabrik-pabrik yang menggambarkan kekuatan di sektor industri.
Gambar dan latar di spanduk peringatan hari jadi tersebut sengaja didesain sedemikian rupa karena dimaksudkan sebagai penguatan bahwa Jatim merupakan provinsi yang peduli terhadap UMKM sekaligus mentahbiskan status sebagai provinsi industri.
Terlebih menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan akhir 2015. Jika diam saja maka dipastikan tertinggal dan perekonomian semakin sakit, lesu serta tak bergairah.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo tak menginginkan itu. Melalui sejumlah program, ia bertekad mewujudkan cita-cita bahwa di wilayahnya adalah pusat industri dan surga bagi pelaku usaha, mulai yang kecil, menengah hingga atas.
Sejumlah kebijakan diambil, termasuk yang paling ekstrem adalah merancang sendiri Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016 dan memberlakukan potongan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk diberikan kepada UMKM.
Tak tanggung-tanggung, Rp2,5 triliun dana disiapkan bagi para pelaku UMKM dengan harapan mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian lesu saat ini. Dananya berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dan non-Silpa untuk membantu permodalan UMKM primer.
Solusi yang ditawarkan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, yakni memberikan stimulus APBD dan sumber lain (dana Silpa dan non-Silpa) dengan skema "linkage program" kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kabupaten/kota untuk disalurkan kepada sektor UMKM-Koperasi.
Selain itu, strategi "Jatimnomic" juga dinilai sejumlah kalangan sebagai bentuk keberhasilan pria berkumis itu sebagai orang nomor satu di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa itu.
Strategi itu menekankan pembangunan ekonomi dengan fokus penguatan pada tiga aspek yakni strategi peningkatan produksi, strategi pembiayaan yang kompetitif, dan strategi pemasaran kompetitif melalui 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD).
Stragegi itulah yang mendapat pujian dari pemerintah pusat, termasuk yang terakhir dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Bahkan, tahun ini, sebagai kado spesial Pakde Karwo dan wilayah yang dipimpinnya, suami Nina Kirana itu resmi menyandang gelar Doktor Honoris Causa asal Universitas Airlangga Surabaya karena idenya di bidang perekonomian. Selamat Pakde..!!
Kembali ke hari jadi, dalam tulisan ini juga disengaja tak tercantum sejarah asal-usul ditetapkannya hari jadi. Tiga tahun lalu, dalam laman yang sama sudah dijelaskan. Sebagai pengingat, silakan klik http://www.antarajatim.com/lihat/berita/96853/selamat-ulang-tahun-jatim.
Kini seperti biasa, sejumlah agenda memperingatinya disiapkan selama sebulan "full".
Diawali olahraga bersama Gubernur, DPRD dan Forkopimda pada 2 Oktober, ajang wadul (5 Oktober), warung Pakde dan Gus Ipul (8 Oktober), pembukaan "Jatim Fair" (8 Oktober), ngontel sepeda kuno (11 Oktober), malam tasyakuran (11 Oktober), dan bertepatan hari H digelar upacara serentak se-Jatim (12 Oktober).
Pada hari sama digelar sidang paripurna istimewa di DPRD Jatim, gelar seni budaya dan pameran ekonomi kreatif (16 Oktober), bakti sosial (17 Oktober), Jatim "Fun Bike" dan penutupan "Jatim Fair" (18 Oktober), Bola Voli (20 Oktober), gelar sendratari (24 Oktober), jalan sehat dan festival sapi kuno (25 Oktober).
Keesokan harinya festival kuliner Jatim dan raja-raja Nusantara (26 Oktober), penganugerahan "Investment Award" (26 Oktober), pesta rakyat dan pentas seni (29 Oktober), pagelaran watang kulit (30 Oktober), serta istighasah (doa memohon keselamatan yang dilakukan secara massal) dan grand final karapan sapi (1 November).
Bagi Anda masyarakat Jatim, sudah sepatutnya berbangga tinggal, menetap dan mencari nafkah di provinsi berbasis ekonomi, provinsi berbasis industri.
Bagi Anda yang bukan masyarakat Jatim jangan khawatir. Datang dan buatlah diri Anda bangga dengan bekerja dan mencari uang di Jatim.
Yang jelas, kesimpulannya satu : Jawa Timur bertekad menjadi provinsi industri dan tempat terindah para pelaku usaha, termasuk UMKM.
Dirgahayu Provinsi "Industri" Jatim...!!! (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015