Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tulungagung, Jawa Timur
memastikan serapan beras ataupun gabah setara beras dari petani di
wilayah kerjanya telah mencapai 75 persen dari total target 50 ribu ton
dalam kurun 2015.
"Total serapan beras Bulog saat ini mencapai sekitar 38 ribu ton. Itu terdiri dari beras premium, medium maupun produk setara beras yang berhasil dihimpun dari petani," terang Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Supriyanto di Tulungagung, Rabu.
Sisa target serapan sebesar 25 persen atau sekitar 12 ribu ton, lanjut Supriyanto, akan dikerjakan pihak bulog selama periode Oktober hingga akhir Desember.
Tidak hanya di wilayah Tulungagung, tetapi juga di seputar Kabupaten/Kota Blitar serta Kabupaten Trenggalek yang masih berada di wilayah kerja Bulog Divre Tulungagung.
"Insya Allah (target) tercapai sampai akhir tahun nanti, karena saat ini pun panen masih berlangsung (ada)," ujarnya.
Supriyanto merinci, sebanyak 12 ribu ton lebih beras hasil serapan atau pembelian yang dilakukan bulog adalah jenis premium.
Sisanya sekitar 16 ribu ton merupakan beras medium yang digunakan untuk persediaan stok program beras untuk keluarga sejahtera (rastra), serta produk setara beras sekitar 10 ribu ton.
Terkait dampak kekeringan terhadap volume serapan beras bulog, Supriyanto mengakui berpengaruh namun menurutnya tidak terlalu signifikan.
"Dampak itu pasti, namun tidak begitu mengkhawatirkan karena stok sudah kami kuasai," ujarnya.
Supriyanto menjelaskan, untuk stok beras premium hasil serapan selama periode Januari hingga September itu, sekitar 5 ribu ton akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi harga beras di wilayah Subdivre Tulungagung.
Sisanya sekitar 7 ribu ton akan substitusi untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi harga beras premium di wilayah DKI Jakarta, Bali dan sebagian Papua.
"DKI Jakarta sudah mengajukan permintaan, berapapun persediaan akan diterima karena pasar di sana sangat besar. Selain Jakarta ada Bali dan Papua yang sudah melakukan pembicaraan dengan kami," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Total serapan beras Bulog saat ini mencapai sekitar 38 ribu ton. Itu terdiri dari beras premium, medium maupun produk setara beras yang berhasil dihimpun dari petani," terang Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Supriyanto di Tulungagung, Rabu.
Sisa target serapan sebesar 25 persen atau sekitar 12 ribu ton, lanjut Supriyanto, akan dikerjakan pihak bulog selama periode Oktober hingga akhir Desember.
Tidak hanya di wilayah Tulungagung, tetapi juga di seputar Kabupaten/Kota Blitar serta Kabupaten Trenggalek yang masih berada di wilayah kerja Bulog Divre Tulungagung.
"Insya Allah (target) tercapai sampai akhir tahun nanti, karena saat ini pun panen masih berlangsung (ada)," ujarnya.
Supriyanto merinci, sebanyak 12 ribu ton lebih beras hasil serapan atau pembelian yang dilakukan bulog adalah jenis premium.
Sisanya sekitar 16 ribu ton merupakan beras medium yang digunakan untuk persediaan stok program beras untuk keluarga sejahtera (rastra), serta produk setara beras sekitar 10 ribu ton.
Terkait dampak kekeringan terhadap volume serapan beras bulog, Supriyanto mengakui berpengaruh namun menurutnya tidak terlalu signifikan.
"Dampak itu pasti, namun tidak begitu mengkhawatirkan karena stok sudah kami kuasai," ujarnya.
Supriyanto menjelaskan, untuk stok beras premium hasil serapan selama periode Januari hingga September itu, sekitar 5 ribu ton akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi harga beras di wilayah Subdivre Tulungagung.
Sisanya sekitar 7 ribu ton akan substitusi untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi harga beras premium di wilayah DKI Jakarta, Bali dan sebagian Papua.
"DKI Jakarta sudah mengajukan permintaan, berapapun persediaan akan diterima karena pasar di sana sangat besar. Selain Jakarta ada Bali dan Papua yang sudah melakukan pembicaraan dengan kami," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015