Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meyakini pelaksanaan Jazz Pantai efektif untuk memperpanjang siklus kunjungan wisatawan ke wilayah paling timur Pulau Jawa itu.
"Wisatawan bisa lebih lama tinggal dan otomatis belanjanya juga lebih besar. Sebagai contoh, setelah menikmati pantai atau naik Kawah Ijen, bisa menonton Jazz Pantai di Pantai Boom," ujarnya saat dihubungi Antara di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu andalan untuk menggerakkan perekonomian di tengah tantangan perlambatan ekonomi saat.
Cara itu dilakukan Kabupaten Banyuwangi dengan menggelar program pariwisata berbasis kegiatan (event tourism) yang terangkum dalam kegiatan besar Banyuwangi Festival 2015. Salah satu kegiatan dari festival itu Jazz Pantai Banyuwangi yang akan digelar di Pantai Boom, Sabtu (12/9).
Anas mengatakan, "event tourism" membuat daerah tidak hanya dikenal lewat satu atau dua destinasi wisata saja. Mengutip data UK Music, katanya, festival musik di sana tiap tahun dikunjungi 7,7 juta wisatawan dengan belanja 1,4 miliar poundsterling dan mampu memberikan pekerjaan penuh dan paruh waktu untuk lebih dari 19.000 orang.
"Di sela-sela event tourism itu, kami membagi buklet dan panduan wisata berisi where to go, where to sleep, atau what to eat. Itu menarik perhatian wisatawan untuk mencoba hal-hal baru setelah menikmati event tourism, dan otomatis kan belanja mereka tambah lagi, sehingga menggerakkan ekonomi lokal," tuturnya.
Jazz Pantai sendiri yang sudah digelar rutin sejak tiga tahun lalu, kata Anas, juga ikut mendorong promosi destinasi pantai di Banyuwangi. Sebagai daerah dengan garis pantai terpanjang di Jatim, Banyuwangi memosisikan diri di segmen pariwisata alam.
"Jazz Pantai menyajikan suasana spesial karena wisatawan bisa menikmati perpaduan musik jazz dan deburan ombak di pantai dengan pemandangan yang langsung berhadapan dengan Selat Bali. Positioning wisata alam menjadi keunggulan Banyuwangi dibanding daerah lain yang marak dengan wisata buatan," ujarnya.
Jazz Pantai melengkapi sejumlah pariwisata kegiatan lainnya di Banyuwangi, mulai yang untuk segmen olahraga, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, budaya seperti Festival Gandrung Sewu, dan fashion, seperti Banyuwangi Batik Festival.
"Untuk mengikuti perilaku pasar yang sudah terdigitalisasi, tiket Jazz Pantai dipasarkan melalui online," ujarnya.
Anas menambahkan, Jazz Pantai sengaja digelar di Pantai Boom sebagai bagian dari revitalisasi pantai tersebut. Sebelum disentuh Pemkab Banyuwangi yang bersinergi dengan kelompok masyarakat setempat, pantai tersebut relatif kotor.
Dalam tiga tahun terakhir revitalisasi dilakukan. Taman digital dengan amphitheatre dibangun bersinergi dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Tempat kuliner yang bersih dan fasilitas ibadah juga selesai dibangun dan saat ini, Pantai Boom kian ramai dikunjungi wisatawan dan telah memberi denyut ekonomi untuk warga sekitar.
Pada 12 September pula akan dilakukan peluncuran pengembangan dermaga kapal pesiar (marina) di Pantai Boom yang digarap oleh PT Pelindo III dengan investasi Rp200 miliar.
"Kami berikhtiar mengembalikan kejayaan Pantai Boom. Pantai ini dulu menjadi salah satu simpul gerak ekonomi masyarakat. Inggris bahkan juga pernah memasuki Banyuwangi melalui pelabuhan Boom. Itulah mengapa di Banyuwangi ada Kampung Inggrisan yang menjadi penanda keberadaan para pedagang Inggris di sini," kata Anas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Wisatawan bisa lebih lama tinggal dan otomatis belanjanya juga lebih besar. Sebagai contoh, setelah menikmati pantai atau naik Kawah Ijen, bisa menonton Jazz Pantai di Pantai Boom," ujarnya saat dihubungi Antara di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu andalan untuk menggerakkan perekonomian di tengah tantangan perlambatan ekonomi saat.
Cara itu dilakukan Kabupaten Banyuwangi dengan menggelar program pariwisata berbasis kegiatan (event tourism) yang terangkum dalam kegiatan besar Banyuwangi Festival 2015. Salah satu kegiatan dari festival itu Jazz Pantai Banyuwangi yang akan digelar di Pantai Boom, Sabtu (12/9).
Anas mengatakan, "event tourism" membuat daerah tidak hanya dikenal lewat satu atau dua destinasi wisata saja. Mengutip data UK Music, katanya, festival musik di sana tiap tahun dikunjungi 7,7 juta wisatawan dengan belanja 1,4 miliar poundsterling dan mampu memberikan pekerjaan penuh dan paruh waktu untuk lebih dari 19.000 orang.
"Di sela-sela event tourism itu, kami membagi buklet dan panduan wisata berisi where to go, where to sleep, atau what to eat. Itu menarik perhatian wisatawan untuk mencoba hal-hal baru setelah menikmati event tourism, dan otomatis kan belanja mereka tambah lagi, sehingga menggerakkan ekonomi lokal," tuturnya.
Jazz Pantai sendiri yang sudah digelar rutin sejak tiga tahun lalu, kata Anas, juga ikut mendorong promosi destinasi pantai di Banyuwangi. Sebagai daerah dengan garis pantai terpanjang di Jatim, Banyuwangi memosisikan diri di segmen pariwisata alam.
"Jazz Pantai menyajikan suasana spesial karena wisatawan bisa menikmati perpaduan musik jazz dan deburan ombak di pantai dengan pemandangan yang langsung berhadapan dengan Selat Bali. Positioning wisata alam menjadi keunggulan Banyuwangi dibanding daerah lain yang marak dengan wisata buatan," ujarnya.
Jazz Pantai melengkapi sejumlah pariwisata kegiatan lainnya di Banyuwangi, mulai yang untuk segmen olahraga, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, budaya seperti Festival Gandrung Sewu, dan fashion, seperti Banyuwangi Batik Festival.
"Untuk mengikuti perilaku pasar yang sudah terdigitalisasi, tiket Jazz Pantai dipasarkan melalui online," ujarnya.
Anas menambahkan, Jazz Pantai sengaja digelar di Pantai Boom sebagai bagian dari revitalisasi pantai tersebut. Sebelum disentuh Pemkab Banyuwangi yang bersinergi dengan kelompok masyarakat setempat, pantai tersebut relatif kotor.
Dalam tiga tahun terakhir revitalisasi dilakukan. Taman digital dengan amphitheatre dibangun bersinergi dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Tempat kuliner yang bersih dan fasilitas ibadah juga selesai dibangun dan saat ini, Pantai Boom kian ramai dikunjungi wisatawan dan telah memberi denyut ekonomi untuk warga sekitar.
Pada 12 September pula akan dilakukan peluncuran pengembangan dermaga kapal pesiar (marina) di Pantai Boom yang digarap oleh PT Pelindo III dengan investasi Rp200 miliar.
"Kami berikhtiar mengembalikan kejayaan Pantai Boom. Pantai ini dulu menjadi salah satu simpul gerak ekonomi masyarakat. Inggris bahkan juga pernah memasuki Banyuwangi melalui pelabuhan Boom. Itulah mengapa di Banyuwangi ada Kampung Inggrisan yang menjadi penanda keberadaan para pedagang Inggris di sini," kata Anas. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015