Jember (Antara Jatim) - Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa mengimbau kepada seluruh kader partai menggelar tahlil selama tujuh hari untuk almarhum KH Muchit Muzadi yang telah wafat pada Minggu (6/9).

"Kami imbau seluruh kader menggelar tahlil untuk mendoakan salah satu deklarator PKB Mbah Muchit yang telah berpulang ke Rahmatullah," kata Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Syaiful Bahri Ansori, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Menurutnya, PKB sangat berduka dan merasa kehilangan atas wafatnya sesepuh NU yang memiliki pemikiran luar biasa dan juga konseptor khittah NU bersama KH Ahmad Siddiq.

"Mbah Muchit merupakan ulama kharismatik yang sederhana dan patut dijadikan teladan bagi generasi penerus NU," ucap legislator DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jember-Lumajang itu.

Meskipun merupakan ulama besar dan menduduki posisi yang strategis, kyai kelahiran Tuban 4 Desember 1925 itu selalu menunjukkan kesederhanaan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

"Almarhum merupakan tokoh NU yang sangat sederhana dan bersahaja, sehingga kami berharap sikap ketauladan beliau dapat ditiru generasi muda NU. Semangat dan pemikirannya tentang Aswaja akan menjadi panutan bagi warga nahdliyin," paparnya.

Sementara itu, pihak keluarga juga menggelar tahlil selama tujuh hari sejak Minggu (6/9) malam di masjid Sunan Kalijaga yang bersebelahan dengan rumah duka Jalan Kalimantan Kabupaten Jember.

"Acara tahlil untuk bapak digelar setelah shalat Isya dan tahlilan akan digelar selama tujuh hari," kata putra bungsu KH Muchit Muzadi, Alfian Futuhul Hadi.

Tahlil pertama yang digelar pada Minggu (6/9) malam dipimpin langsung oleh adik kandungnya yang juga mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

KH Abdul Muchit Muzadi wafat dalam usia 90 tahun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Persada Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (6/9) pukul 05.00 WIB.

Ulama besar NU yang selalu berada di "balik layar" tersebut meninggalkan delapan anak, 19 cucu, dan satu cicit. 

Sesuai dengan wasiat almarhum, Mbah Muchit ingin dimakamkan berdampingan di sebelah makam istrinya Siti Farida di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegalboto, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015