Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya menilai arus pendek listrik mendominasi penyebab 125 insiden kebakaran di Surabaya pada bulan Januari hingga Juni 2015.


"Dari jumlah tersebut, sebanyak 73 kasus di antaranya terjadi pada bangunan dan mayoritas disebabkan arus pendek listrik," kata Perwakilan Diklat Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Tyar Junaidi, pada Seminar Bertajuk "Build and Deliver Safe, Reliable and Sustainable Infrastructure", di UK Petra Surabaya, Jumat.


Pada tiga tahun terakhir, ungkap dia, insiden kebakaran di Kota Pahlawan kian meningkat. Tahun 2013 ada sebanyak 433 kejadian dan meningkat menjadi 596 kejadian pada tahun 2014.


"Kemudian, kasus yang disebabkan arus pendek ada sebanyak 117 insiden pada tahun 2013. Lalu, 112 insiden pada tahun 2014 dan hingga Agustus 2015 mencapai 81 insiden," ujarnya.


Oleh sebab itu, jelas dia, pembangunan infrastruktur listrik perkotaan yang berkualitas dan memiliki standar sangat penting guna mengantisipasi beragam kejadian kebakaran. Khususnya pembenahan infrastruktur listrik mengingat Indonesia salah satu negara dengan populasi urban terbesar di Asia Tenggara dan Pasifik.


"Bahkan, perkotaan masih menjadi daya tarik besar bagi masyarakat untuk mencari nafkah dan tinggal," katanya.


Fenomena itu, tambah dia, juga terlihat di Surabaya di mana setiap tahun urbanisasi mencapai tiga hingga empat persen dari total penduduk. Selain itu, diperkirakan pada tahun 2025 sebanyak 57 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan.


"Kondisi itu menuntut pesatnya pembangunan infrastruktur dan fasilitas kota serta pasokan energi listrik yang sangat tinggi. Contoh upaya pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan itu yakni melalui proyek ketenagalistrikan 35.000 MW yang dimulai tahun ini hingga 2019," tuturnya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015