Sidoarjo (Antara Jatim) - Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan mengimbau kepada seluruh maskapai di Tanah Air untuk lebih aktif menginformasikan penutupan bandar udara agar calon penumpang memiliki pilihan moda transportasi yang digunakan sebelum pergi.
"Maskapai harus seawal mungkin memberitahukan jika ada penutupan di bandara," ujarnya di sela inspeksi arus balik di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jumat.
Ia juga meminta maskapai tidak membatasi pilihan calon penumpang terkait kompensasi akibat penutupan bandara, antara "refund" atau mengembalikan sejumlah uang seharga tiket dan "reschedule" atau penjadwalan ulang keberangkatan.
"Jadi, beri pilihan ke calon penumpang maunya seperti apa. Satu lagi, jangan janji yang tidak ada," kata eks Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Tidak itu saja, menteri lulusan Universitas Airlangga Surabaya tersebut menyarankan maskapai memperbaiki sistem yang memiliki keterkaitan dengan penjualan tiket secara dalam jaringan (online).
"Semisal, kalau ada penutupan bandara maka informasikan ke penjualan 'online' sehingga tidak ada penjualan tiket pada jam tersebut," katanya.
Beberapa hari terakhir ini, di sejumlah bandara kerap dilakukan buka tutup hingga berpengaruh pada aktivitas penerbangan akibat abu vulkanis Gunung Raung, antara lain Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok dan Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Kemudian, Bandara Abdulrachman Saleh Malang, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro Jember serta Bandara Trunojoyo Sumenep di Madura.
Bahkan, sampai saat ini yang masih mengalami penutupan dan penghentian aktifitas penerbangan adalah Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Notohadinegoro Jember.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Maskapai harus seawal mungkin memberitahukan jika ada penutupan di bandara," ujarnya di sela inspeksi arus balik di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jumat.
Ia juga meminta maskapai tidak membatasi pilihan calon penumpang terkait kompensasi akibat penutupan bandara, antara "refund" atau mengembalikan sejumlah uang seharga tiket dan "reschedule" atau penjadwalan ulang keberangkatan.
"Jadi, beri pilihan ke calon penumpang maunya seperti apa. Satu lagi, jangan janji yang tidak ada," kata eks Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Tidak itu saja, menteri lulusan Universitas Airlangga Surabaya tersebut menyarankan maskapai memperbaiki sistem yang memiliki keterkaitan dengan penjualan tiket secara dalam jaringan (online).
"Semisal, kalau ada penutupan bandara maka informasikan ke penjualan 'online' sehingga tidak ada penjualan tiket pada jam tersebut," katanya.
Beberapa hari terakhir ini, di sejumlah bandara kerap dilakukan buka tutup hingga berpengaruh pada aktivitas penerbangan akibat abu vulkanis Gunung Raung, antara lain Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok dan Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Kemudian, Bandara Abdulrachman Saleh Malang, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro Jember serta Bandara Trunojoyo Sumenep di Madura.
Bahkan, sampai saat ini yang masih mengalami penutupan dan penghentian aktifitas penerbangan adalah Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Notohadinegoro Jember.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015