Probolinggo (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Probolinggo membeli 7,5 ton bawang merah dengan harga bervariasi dengan tujuan menjaga kestabilan harga komoditas tersebut, sehingga tidak merugikan petani pada saat panen raya.

"Kami langsung membeli 7.500 kilogram (7,5 ton) bawang merah petani setelah mendapat instruksi dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang pada beberapa waktu lalu mengunjungi pasar bawang merah Dringu di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo untuk menstabilkan harga bawang," kata Kepala Bulog Sub Divre Probolinggo, Faisal, Kamis.

Ia mengatakan,  bawang merah tersebut kemudian langsung dikirim ke Jakarta dengan harga bervariasi mulai Rp12 ribu per kilogram hingga Rp12.500 per kilogram tanpa adanya 'flasi' yang memberatkan pedagang maupun petani.

"Kami membeli bawang merah tanpa adanya flasi karena sebelumnya Mentan telah berkomitmen menekan presentase flasi yang sangat memberatkan pedagang, sehingga harga bawang merah mengalami naik turun dan tidak stabil," ujarnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zunaidi mengatakan adanya flasi merupakan etika perdagangan yang sudah terbentuk antara pedagang dengan petani, sehingga pemerintah tidak bisa secara tegas melarang karena sebelumnya sudah ada kesepakatan antara petani dan pedagang.

"Adanya flasi ini memang sebenarnya menghindari kerugian dari kerusakan kondisi bawang merah, jika pedagang membeli bawang merah, maka akan dikenakan prosentase flasi sesuai kesepakatan atau tambahan beberapa kilogram untuk menghindari adanya kondisi bawang merah yang busuk, memiliki kadar air yang banyak, serta umur bawang merah yang dibawah 60 hari sehingga menyebabkan bawang merah cepat keropos," katanya.

Ia mencontohkan apabila pedagang membeli bawang merah ke petani sebanyak 1 kuintal dengan kesepakatan flasi 10 persen atau setara dengan 10 kilogram, maka timbangan bawang merah menjadi 110 kilogram.

"Penyebab adanya flasi inilah yang mengakibatkan petani semakin terpuruk karena muncul permasalahan flasi atau kotoran dari bawang merah yang dipotong 30 persen, sehingga menyebabkan harga di tingkat petani jatuh," ungkapnya.

Menurutnya, luas tanam bawang merah di Kabupaten Probolinggo tersebar di sembilan kecamatan yaitu di Kecamatan Pajarakan, Kraksaan, Gending, Dringu, Tegalsiwalan, Leces, Banyuanyar, Krejengan, dan sumberasih sebesar 7.115 hektare dengan total produktivitas minimal sebanyak 710 ribu ton per tahun.

"Pembelian bawang merah yang dilakukan bulog kepada petani tanpa adanya flasi diharapkan bisa terus dilakukan secara rutin, sehingga harga bawang merah bisa distabilkan dan tidak ada pihak yang sama-sama dirugikan," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015