Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan Kota Surabaya melakui uji perangkat server dan banwidth (besaran transfer data) untuk mengantisipasi gangguan saat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015 secara daring (dalam jaringan) atau online.

"Dengan kuota sebesar itu, server tidak akan lemot bila ada 10.000 pendaftar yang melakukan "log in" secara bersama," kata Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M. Ikhsan di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, pelaksanaan PPDB 2015 kali ini mendapat bantuan dari PT Telkom dengan menyediakan bandwith sebesar 200 MBps (Mega Byte per Second). Selain itu, Telkom juga menyediakan wifi corner di 80 titik se-Surabaya. Wifi-id juga hampir tersedia di semua sekolah dan balai RW.

Untuk memudahkan dalam pendaftaran, dalam website penerimaan peserta didik baru, yakni ppdbsurabaya.net disediakan struktur kebutuhan data tentang cara aplikasi pemilihan.

"Di website itu ada cara memiih. Harapannya tidak ada yang salah pilih pada akhirnya," katanya.

Sistem daring ini menurutnya memberikan kemudahan bagi para siswa untuk mendaftar ke sekolah yang dituju.  Sesuai jadwal, PPDB daring untuk jalur kawasan dibuka mulai 1-3 Juli. Tes Potensi Akademik (TPA) untuk SMP 5 Juli, sementara SMA sederajat 6 Juli. Pegumumannya berlangsung 7 Juli.

Sedangkan pendaftaran PPDB jalur umum akan dibuka 6-9 juli. Di Surabaya untuk tingkat SMP terdapat 11 sekolah kawaasan, sementara SMA sekitar 12 sekolah kawasan.

Untuk sekolah kawasan selain nilai ujian, pihak Diknas juga menggelar Tes Potensi Akademik. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui bakat dari siswa bersangkutan. Proporsinya, 60 persen bobot pertimbangan dari TPA, dan 40 persen dari nilai Ujian Nasional.

"TPA lebih besar untuk memprediksi keberhasilan anak," katanya

Ikhsan mengatakan siswa yang tidak diterima di jalur kawasan bsia mendaftar di jalur umum. "Yang tidak lolos bisa langsung daftar jalur umum," jelasnya.

Mantan Kepala Bapemas Surabaya ini mengatakan persaingan dalam memperebutan kursi di sekolah negeri, terutama untuk tingkat SMA sederjat cukup ketat karena berdasarkan data Dinas Pendidikan sebanyak 14 ribu siswa lulusan SMP nilainya rata-rata 8,5.

Sedangkan sebanyak 20 ribu siswa nilainya rata-rata 8. Itu menunjukkan kualitas sekolah di Surabaya hampir merata. Untuk itu, Ikhsan berharap dalam memilih sekolah negeri mempertimbangkan faktor kedekatan dengan tempat tinggal.

"Kita dorong untuk memilih yang lebih dekat," tuturnya.

Ia menegaskan, apabila sekolah yang dituju lebih dekat dengan tempat tinggal, selain masalah transportasi mudah dijangkau, siswa juga bisa mengembangan pretasinya secara maksimal karena meliki waktu istirahat yang cukup. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015