Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur mengimbau para pengendara untuk menghindari jalur lintas tengah bagi yang mengarah ke Jawa Tengah dan sekitarnya.
"Kami imbau khususnya kepada pemudik yang nanti mengarah ke Jawa Tengah, Solo, Klaten atau Yogyakarta untuk tidak melewati jalur lintas tengah karena rawan macet parah," ujar Kadishub dan LLAJ Jatim Wahid Wahyudi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Kemacetan parah paling rawan ada di jalur Nganjuk-Caruban akibat beberapa faktor, antara lain adanya dua perlintasan kereta api, juga jalan yang berkelok-kelok dan menyempit.
"Lintas tersebut merupakan jalur utama yang belum ada jalan alternatifnya," kata dia.
Ia mengimbau pemudik sebisa mungkin menghindari jalur mulai dari Guyangan Nganjuk-hingga Caruban Madiun daripada terjebak macet berjam-jam sehingga lebih baik cari jalan lain seperti lewat Panturadak Bojonegoro.
Solusinya, menurut dia, masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang ingin ke Jateng bisa melalui jalur Pantai Utara, yakni melintasi Lamongan, Bojonegoro, Ngawi lalu ke Jawa Tengah.
"Jika dibandingkan lintas tengah Nganjuk-Madiun-Ngawi ke Jateng dengan Lamongan-Bojonegoro-Ngawi, jarak tempuhnya memang bertambah 11 kilometer. Tapi jalur pantura ini lebih efisien daripada macet berjam-jam," katanya.
Begitu pula dengan masyarakat Malang, Blitar dan sekitarnya, lanjut dia, jika ingin ke Jateng juga disarankan lewat Ponorogo-Ngawi karena berdasarkan pengalaman, setiap mudik Lebaran dipastikan macet parah di jalur Nganjuk-Caruban.
Kendati demikian, jalur Pantura bukannya tanpa kendala, sebab di sejumlah titik masih ada pembangunan tiga jembatan, yaitu Jembatan Manyar, Jembatan Tambak Ombo, serta Jembatan Sembayat.
Selain itu, di jalur Lamongan juga masih ada kendala penyempitan jalan yang terjadi di Duduk Sampean dari empat lajur menjadi dua lajur, serta Pasar Babat juga masih akan menjadi titik kemacetan.
"Tapi jalur Pantura memiliki jalur alternatif, misalnya untuk menghindari pembangunan tiga jembatan maka masih ada jalur alternatif melalui simpang Sukodadi maupun simpang Drajat Paciran," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami imbau khususnya kepada pemudik yang nanti mengarah ke Jawa Tengah, Solo, Klaten atau Yogyakarta untuk tidak melewati jalur lintas tengah karena rawan macet parah," ujar Kadishub dan LLAJ Jatim Wahid Wahyudi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Kemacetan parah paling rawan ada di jalur Nganjuk-Caruban akibat beberapa faktor, antara lain adanya dua perlintasan kereta api, juga jalan yang berkelok-kelok dan menyempit.
"Lintas tersebut merupakan jalur utama yang belum ada jalan alternatifnya," kata dia.
Ia mengimbau pemudik sebisa mungkin menghindari jalur mulai dari Guyangan Nganjuk-hingga Caruban Madiun daripada terjebak macet berjam-jam sehingga lebih baik cari jalan lain seperti lewat Panturadak Bojonegoro.
Solusinya, menurut dia, masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang ingin ke Jateng bisa melalui jalur Pantai Utara, yakni melintasi Lamongan, Bojonegoro, Ngawi lalu ke Jawa Tengah.
"Jika dibandingkan lintas tengah Nganjuk-Madiun-Ngawi ke Jateng dengan Lamongan-Bojonegoro-Ngawi, jarak tempuhnya memang bertambah 11 kilometer. Tapi jalur pantura ini lebih efisien daripada macet berjam-jam," katanya.
Begitu pula dengan masyarakat Malang, Blitar dan sekitarnya, lanjut dia, jika ingin ke Jateng juga disarankan lewat Ponorogo-Ngawi karena berdasarkan pengalaman, setiap mudik Lebaran dipastikan macet parah di jalur Nganjuk-Caruban.
Kendati demikian, jalur Pantura bukannya tanpa kendala, sebab di sejumlah titik masih ada pembangunan tiga jembatan, yaitu Jembatan Manyar, Jembatan Tambak Ombo, serta Jembatan Sembayat.
Selain itu, di jalur Lamongan juga masih ada kendala penyempitan jalan yang terjadi di Duduk Sampean dari empat lajur menjadi dua lajur, serta Pasar Babat juga masih akan menjadi titik kemacetan.
"Tapi jalur Pantura memiliki jalur alternatif, misalnya untuk menghindari pembangunan tiga jembatan maka masih ada jalur alternatif melalui simpang Sukodadi maupun simpang Drajat Paciran," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015