Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar "Islamic Fashion Week" (IFW) yang berlokasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muncar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa mengatakan dipilihnya TPI Muncar sebagai lokasi parade fashion untuk merepresentasikan daerah itu sebagai kawasan pesisir yang memiliki pantai terpanjang di Jawa Timur.
"Muncar sendiri adalah salah satu pelabuhan ikan terbesar di Indonesia," katanya.
Ia menyatakan Banyuwangi terus berkomitmen untuk mengangkat fashion khas daerah, seperti mengenalkan kain batik Banyuwangi ke kancah nasional dan internasional, lewat Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta beberapa waktu lalu, maupun Banyuwangi Batik Festival yang digelar di daerah.
Kini, katanya, Banyuwangi juga ingin dikenal sebagai daerah maju yang tetap menghayati kultur budaya Islam yang dipegang oleh mayoritas warganya.
"Kami akan selalu mencari cara untuk menampilkan keunikan daerah. Banyuwangi IFW kami angkat untuk merepresentasikan kultur budaya Islam yang menjadi bagian dari keseharian warga di ujung timur Jawa ini," katanya.
Selain itu, sekarang Indonesia menjadi salah satu kiblat mode muslim dunia, dan pihaknya ingin di Banyuwangi juga muncul desainer fashion muslim yang bisa go national.
Dipilihnya Muncar, ia mengatakan ingin membangkitkan semangat kebaharian ke seluruh masyarakat Banyuwangi, mengingat potensi maritim daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu sangat besar.
"Kami ingin potensi-potensinya terangkat. Termasuk akan melakukan penanaman 200 pohon trembesi di sekitar TPI Muncar, sehingga tempat ini nyaman dikunjungi dan tidak panas," ujarnya.
Sementara itu puluhan gadis cantik berjalan berlenggak lenggok di atas "catwalk" berlatar perahu nelayan. Meskipun berlenggak di terik matahari para model fashion muslim ini tetap anggun memeragakan baju-bajunya.
Semuanya pakaian itu adalah produk desainer warga Banyuwangi, salah satunya yang dikenakan oleh Dewi K yang terlihat luwes memamerkan baju pesta nuansa hitam putih bertema origami.
"Meski panas, angin laut yang semilir ini membuat kami nyaman. Selain itu, saya senang sekali, karena baru kali ini tampil di 'catwalk' yang lokasinya di pesisir pantai. Asyik sekali," ujar siswi SMK Sri Tanjung Banyuwangi ini.
Banyuwangi IFW merupakan salah satu rangkaian Banyuwangi Festival 2015. Kegiatan ini merupakan acara fashion muslim pertama yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival. Mantan model papan atas yang kini menjadi anggota DPR RI, Arzeti Bilbina, juga hadir sebagai juri dalam acara tersebut.
Sementara salah satu pemenang lomba desain, Muhammad Hariyono mengatakan, dirinya senang sekali bisa ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Meski persiapannya kurang dari seminggu, pria berusia 25 tahun ini merasa mendapatkan kejutan terpilih sebagai juara pertama.
"Saya hanya punya waktu lima hari untuk mendesain baju pesta muslimah. Inspirasinya saya dapatkan dari karya Koko Tozai, salah satu desainer kelas dunia," tutur desainer asal Banyuwangi yang akrab dipanggil Yoyo ini.
Khusus untuk desainnya kali ini yang bertema origami, Yoyo mengaku awalnya dia menemui kesulitan dalam hal penempatan lipatan dan jahitannya yang harus pas dan detail. Maklum, tema origami ini nyaris mirip dengan model lipatan kertas asal negeri Sakura. Ke depan Yoyo berharap, kegiatan semacam ini akan terus ada, dan dia berjanji untuk terus terlibat di
dalamnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa mengatakan dipilihnya TPI Muncar sebagai lokasi parade fashion untuk merepresentasikan daerah itu sebagai kawasan pesisir yang memiliki pantai terpanjang di Jawa Timur.
"Muncar sendiri adalah salah satu pelabuhan ikan terbesar di Indonesia," katanya.
Ia menyatakan Banyuwangi terus berkomitmen untuk mengangkat fashion khas daerah, seperti mengenalkan kain batik Banyuwangi ke kancah nasional dan internasional, lewat Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta beberapa waktu lalu, maupun Banyuwangi Batik Festival yang digelar di daerah.
Kini, katanya, Banyuwangi juga ingin dikenal sebagai daerah maju yang tetap menghayati kultur budaya Islam yang dipegang oleh mayoritas warganya.
"Kami akan selalu mencari cara untuk menampilkan keunikan daerah. Banyuwangi IFW kami angkat untuk merepresentasikan kultur budaya Islam yang menjadi bagian dari keseharian warga di ujung timur Jawa ini," katanya.
Selain itu, sekarang Indonesia menjadi salah satu kiblat mode muslim dunia, dan pihaknya ingin di Banyuwangi juga muncul desainer fashion muslim yang bisa go national.
Dipilihnya Muncar, ia mengatakan ingin membangkitkan semangat kebaharian ke seluruh masyarakat Banyuwangi, mengingat potensi maritim daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu sangat besar.
"Kami ingin potensi-potensinya terangkat. Termasuk akan melakukan penanaman 200 pohon trembesi di sekitar TPI Muncar, sehingga tempat ini nyaman dikunjungi dan tidak panas," ujarnya.
Sementara itu puluhan gadis cantik berjalan berlenggak lenggok di atas "catwalk" berlatar perahu nelayan. Meskipun berlenggak di terik matahari para model fashion muslim ini tetap anggun memeragakan baju-bajunya.
Semuanya pakaian itu adalah produk desainer warga Banyuwangi, salah satunya yang dikenakan oleh Dewi K yang terlihat luwes memamerkan baju pesta nuansa hitam putih bertema origami.
"Meski panas, angin laut yang semilir ini membuat kami nyaman. Selain itu, saya senang sekali, karena baru kali ini tampil di 'catwalk' yang lokasinya di pesisir pantai. Asyik sekali," ujar siswi SMK Sri Tanjung Banyuwangi ini.
Banyuwangi IFW merupakan salah satu rangkaian Banyuwangi Festival 2015. Kegiatan ini merupakan acara fashion muslim pertama yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival. Mantan model papan atas yang kini menjadi anggota DPR RI, Arzeti Bilbina, juga hadir sebagai juri dalam acara tersebut.
Sementara salah satu pemenang lomba desain, Muhammad Hariyono mengatakan, dirinya senang sekali bisa ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Meski persiapannya kurang dari seminggu, pria berusia 25 tahun ini merasa mendapatkan kejutan terpilih sebagai juara pertama.
"Saya hanya punya waktu lima hari untuk mendesain baju pesta muslimah. Inspirasinya saya dapatkan dari karya Koko Tozai, salah satu desainer kelas dunia," tutur desainer asal Banyuwangi yang akrab dipanggil Yoyo ini.
Khusus untuk desainnya kali ini yang bertema origami, Yoyo mengaku awalnya dia menemui kesulitan dalam hal penempatan lipatan dan jahitannya yang harus pas dan detail. Maklum, tema origami ini nyaris mirip dengan model lipatan kertas asal negeri Sakura. Ke depan Yoyo berharap, kegiatan semacam ini akan terus ada, dan dia berjanji untuk terus terlibat di
dalamnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015