Jember (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Jawa Timur, melarang seluruh sekolah di kabupaten setempat melakukan penahanan ijazah siswa yang dinyatakan lulus.
"Kami sudah mengeluarkan peringatan kepada kepala sekolah, agar tidak menahan ijazah siswa dengan alasan apapun," kata Kepala Bidang Pendidikan SMP, SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, di Jember, Rabu.
Menurut dia, imbauan larangan penahanan ijazah siswa selalu dikeluarkan setiap tahun, namun setiap tahun ada saja sekolah yang menahan ijazah siswa dengan alasan siswa tersebut belum melunasi sejumlah pembayaran atau iuran di sekolah setempat.
"Sebenarnya setiap tahun Dinas Pendidikan sudah mengeluarkan imbauan itu, tetapi masih saja ditemukan kasus penahanan ijazah oleh pihak sekolah," keluhnya.
Untuk itu, lanjut dia, Dindik Jember akan bertindak tegas kepada pihak sekolah yang masih melakukan penahanan ijazah siswa tahun ini dengan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan.
"Jika para siswa itu dinyatakan lulus, maka sekolah wajib memberikan ijazah itu kepada mereka karena ijazah bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau keperluan bekerja," paparnya.
Ia menjelaskan sekolah harus membicarakannya secara musyawarah dengan orang tua, apabila ada siswa yang belum melunasi kewajiban terkait dengan biaya-biaya yang ditanggung wali murid.
"Penahanan ijazah siswa bukan solusi yang tepat karena yang dirugikan adalah siswa, sehingga diharapkan ada komunikasi yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, selama empat tahun terakhir selalu ditemukan kasus penahanan ijazah di Kabupaten Jember dengan alasan siswa belum menyelesaikan tanggungan biaya sekolah.
Sementara Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi menyambut baik larangan sekolah menahan ijazah siswa karena masih banyak ditemukan sekolah yang menahan ijazah siswa yang dinyatakan lulus.
"Saya minta Dindik Jember tegas dan memberikan sanksi kepada sekolah yang menahan ijazah siswa karena dalam hal ini siswa sangat dirugikan," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015