Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Jawa Timur (Distan Jatim) optimistis sebanyak 18.000 hektare hutan di Jatim bisa ditanami kedelai karena lahan tersebut merupakan area tanam komoditas tersebut yang potensial. "Sejumlah lahan hutan yang potensial itu menyebar di Banyuwangi, Jember, Nganjuk, Madiun, dan Ponorogo," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Akhmad Nur Falakhi, di Surabaya, Senin. Dengan upaya itu, dia optimistis , angka produksi kedelai provinsi ini pada tahun 2015 bisa meningkat menjadi 480.000 ton dibandingkan kinerja tahun lalu sebanyak 355.000 ton. Namun demikian, ia mengakui, tidak semua lahan hutan bisa dimanfaatkan untuk budi daya pertanian. Salah satunya tanaman pangan kedelai. Sementara, hanya hutan dengan pohon berusia di bawah tiga tahun yang bisa ditanami. "Faktor penyebabnya, tinggi pohon usia satu sampai tiga tahun belum terlalu menjulang. Akibatnya, tanaman lain di bawahnya dapat terkena sinar matahari," katanya. Kini, luas lahan kedelai yang ada di Jatim mencapai 220.000-240.000 hektare. Guna mendukung program penambahan lahan di hutan Distan Jatim juga memberikan insentif bagi para petani hutan. Bantuan tersebut termasuk pemberian benih, pupuk, serta pestisida. Bahkan, bantuan tersebut langsung ke rekening kelompok sebesar Rp1,8 juta per hektare. "Penambahan produksi itu tidak berarti Jatim tidak impor kedelai. Apalagi, kedelai impor masih diperlukan karena ukurannya yang relatif lebih besar dibandingkan kedelai lokal," katanya. Sesuai data Badan Pusat Statistik rata-rata kebutuhan kedelai Jatim per tahun sekitar 420.000 ton sedangkan impor kedelai sekitar 65.000 ton. Mayoritas kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan para perajin tempe, tahu dan industri pangan lain. "Kami juga berupaya mengembangkan kedelai berbiji besar seperti varietas Baluran, Grobogan dan Anjasmoro. Tapi masih kalah besar dengan impor karena kedelai ini sejatinya merupakan tanaman sub tropis, sehingga ketika ditanam di daerah tropis tak bisa maksimal," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015