Surabaya (Antara Jatim) - PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) berkomitmen mencegah terjadinya bencana banjir di Pulau Madura terutama di Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan dengan program konservasi sumber daya air melalui pengunaan lubang resapan biopori. "Kami yakin, pengembangan lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Manfaatnya, untuk meningkatkan daya resapan air, kualitas, dan kuantitas air tanah," kata East Area HR Ops and Comdev Team Leader Lead PT PHE WMO, Ulika Triyoga, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, keberadaan biopori juga bisa mendorong pemanfaatan sampah organik menjadi kompos. Bahkan, mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan Metana). Sementara itu, pencanangan program konservasi sumber daya air itu dilakukan bersamaan peringatan 10 tahun terbentuknya Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPAM) di Desa Bandangdajah, Tanjung Bumi. "Pada program ini kami tidak hanya melibatkan HIPAM dan anggota masyarakat pemakai air lainnya. Kami juga bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Univesitas Trunojoyo Madura (PS2EKP – FP UTM)," ujarnya. Ia menjelaskan, jalinan kerja sama itu dilakukan dalam bentuk pendampingan dan pemeliharaan biopori bagi warga Desa Bandangdajah. Sementara, untuk membuat lubang biopori menggunakan tiga bor mesin dan tiga bor manual. "Lalu, alat itu diserahkan ke Kelompok HIPAM agar warga dapat membuat lubang biopori secara mandiri," katanya. Dari upaya itu, tambah dia, diharapkan bisa melayani kebutuhan 400 kepala keluarga (KK). Saat ini, program itu sudah menyebar ke dua desa lainnya yakni Desa Tanjungbumi dan Desa Telaga Biru di Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan. "Kami optimistis, melalui program biopori kelestarian air akan terjaga baik secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air sehingga kebutuhan air bersih yang dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi," katanya. Di samping itu, sebut dia, dikembangkannya program lubang resapan biopori sekaligus dapat meningkatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman. Bahkan, menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air. "Misalnya, penyakit Demam Berdarah yang membahayakan masyarakat. Untuk itu, program ini sangat cocok bagi masyarakat," katanya. Ia melanjutkan, pada pengembangan biopori tersebut juga dilakukan penanaman 160 bibit buah-buahan. Seperti Jambu Citra, Jambu Degus, Durian, Manggis dan Mangga. Kemudian, tanaman keluarga di antaranya Cabai, Rosella, Terong, Selada, serta bibit Pohon Mahoni.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015