Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluarkan air Waduk Pacal sekitar 9 meter kubik/detik, sebagai usaha menjaga agar waduk setempat airnya tidak penuh.
"Air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 9 meter kubik/detik, setelah banjir bandang melanda sejumlah desa di Kecamatan Gondang, beberapa hari lalu," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Rabu.
Ia menjelaskan dikeluarkannya air Waduk Pacal melalui pintu pengeluaran sekitar 9 meter kubik/detik tersebut sebagai usaha menjaga agar air tidak melimpas melalui saluran pelimpas.
"Kalau air melimpas melalui saluran pelimpas bisa membahayakan bangunan pelimpas yang pernah jebol," katanya, menegaskan.
Menurut dia, perbaikan bangunan pelimpas di waduk setempat, yang dilakukan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, masih belum permanen, sehingga bisa jebol lagi kalau dilalui air.
"Balai Besar Bengawan Solo di Solo, baru tahun ini membuat desain rinci perbaikan bangunan pelimpas Waduk Pacal. Berarti pembangunannya baru bisa dilaksanakan 2016," paparnya.
Ia juga mengatakan berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah kabupaten (pemkab) ketinggian air Waduk Pacal, maksimal hanya 113,50 meter dengan kapasitas tampung sekitar 20 juta meter kubik.
Padahal, lanjut dia, daya tampung waduk bisa sekitar 23 juta meter kubik ketinggian air pada papan duga mencapai 115,6 meter.
"Saat ini ketinggian air pada papan duga masih sekitar 114 meter, sehingga air masih tetap harus dikeluarkan. Apalagi, Waduk Pacal masih menerima tambahan dari air hujan," tuturnya.
Yang jelas, lanjut dia, dikeluarkannya air Waduk Pacal tidak mengakibatkan banjir di sepanjang daerah irigasinya, di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Sukosewu, Sumberrejo dan kecamatan lainnya.
"Air yang dikeluarkan dari Waduk Pacal tidak mengakibatkan banjir di sepanjang daerah irigasinya, justru dimanfaatkan para petani untuk mengairi areal pertanian," tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Edi Sutanto menambahkan pola tanam di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal sudah ditetapkan padi-padi-palawija, disebabkan berkurangnya daya tampung Waduk Pacal.
"Kalau memang ada petani yang tetap menanam padi di musim kemarau jelas tidak akan memperoleh pasokan air Waduk Pacal," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015