Madiun (Antara Jatim) - Keluarga WNI di Yaman yang berada di Kota Madiun, Jawa Timur, merasa cemas menunggu kedatangan anggota keluarganya yang telah dievakuasi oleh Pemerintah Republik Inonesia dari negara yang sedang konflik itu. Hal itu seperti dialami oleh Susinah (71) yang menanti kedatangan anaknya, Wahyudianto (43), dari Yaman beserta istri dan empat orang anaknya. "Saya masih cemas karena sampai sekarang Totok (panggilan Wahyudianto) dan keluarganya belum tiba," ujar ibu dari Wahyudianto, Susinah (71), kepada wartawan, Rabu. Susinah mengatakan, anaknya, Wahyudianto (43), bersama istrinya, Yatemi, serta empat orang anaknya, selama ini hidup di Yaman. Wahyudianto berangkat ke Yaman sudah sejak Agustus 2010 lalu. Tujuan Wahyudianto pergi ke Yaman adalah untuk bekerja dan menyekolahkan anaknya yang waktu itu masih berusia 10 dan 5 tahun di salah satu pondok pesantren di Kota Dammaj, Provinsi Shadah. Sesuai informasi yang diperoleh keluarga, saat ini Wahyudianto beserta keluarganya telah berada di Oman dan segera dibawa ke Indonesia. "Rencananya, mereka akan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, malam ini sekitar 22.30 WIB. Itu sesuai kabar yang diberikan Mas Wahyudianto ke keluarga di Madiun," kata adik Wahyudianto, Herwati. Susinah dan anggota keluarga lainnya terus mencemaskan keselamatan anak dan para cucunya karena negara di Timur Tengah itu sedang dilanda perang. "Kami sekeluarga sangat senang dengan kepulangan Mas Wahyudianto. Selama di Yaman, ia tidak mau pulang dan kali ini bersedia pulang karena Yaman sedang konflik," kata dia. Pihaknya berharap, saudaranya tersebut segera tiba di kampung halaman dengan selamat. Demikian juga dengan istrinya dan empat orang anaknya. Seperti diketahui, negara Yaman saat ini sedang dilanda konflik. Akibat konflik perang tersebut, Pemerintah RI hingga saat ini sedang mengupayakan untuk mengevakuasi para WNI di Yaman untuk dipulangkan ke Tanah Air hingga situasi setempat aman. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015