Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan membangun Taman Komodo di wilayah Kenjeran sebagai antisipasi populasi komodo yang melebihi kapasitas Kebun Binatang Surabaya (KBS). "Kami akan kaji dulu (Kenjeran) apakah struktur tanahnya cocok atau tidak," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, setelah menghadiri milad ke-9 media daring/online lokal di Surabaya, Rabu. Sejak 21 Februari hingga 7 Maret 2015, sebanyak 12 telur komodo di KBS menetas. Bayi-bayi komodo tersebut lahir dari satu induk yang bertelur sejak 23 Juli 2014. Awalnya, ada sebanyak 29 telur. Namun hanya 12 butir yang bisa menetas. Saat ini, jumlah total komodo di kebun binatang yang berlokasi di Jalan Setail itu sebanyak 70 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 53 ekor berusia dewasa dan 13 ekor berusia setahun. Risma menyatakan wilayah-wilayah selain Kenjeran juga akan dikaji, sehingga taman komodo belum tentu akan dibangun di pesisir Surabaya itu. Faktor utamanya lebih pada kondisi tanah. Sebenarnya, kata dia, ada beberapa solusi untuk mengatasi populasi yang berlebihan satwa bernama latin varanus komodensis itu. Misalnya, dikembalikan ke asalnya di kepulauan Nusa Tenggara, tapi biaya untuk pengiriman ke pulau tersebut juga dianggap mahal. "Jadi, ada kemungkinan kami akan bikin taman komodo sendiri. Ini komodo di KBS kan semakin banyak. Sekarang sudah ada lagi yang kecil-kecil," katanya. Sementara itu, pengamat satwa, Singky Soewadji mendukung ketika dibangun taman komodo. Menurut dia, jika populasi komodo yang berlebihan itu diatasi dengan membangun taman satwa, maka Surabaya akan memiliki wahana satwa alternatif selain KBS. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Surabaya. "Saya sepakat ketika taman komodo ini dibangun di Kenjeran, sebab Kenjeran suhu udaranya panas dan dekat pesisir, kondisi itu cocok dengan tabiat komodo. Ketika ada taman komodo, Kenjeran juga akan ramai pengunjung," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015