Malang (Antara Jatim) - Angka inflasi periode Januari 2015 di Kota Malang, Jawa Timur, mengalami penurunan cukup drastis alias "terjun bebas", yakni hanya 0,04 persen jika dibandingkan dengan inflasi Desember 2014 yang mencapai 2,72 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, M Sarjan, Kamis mengemukakan dari delapan kota/kabupaten di Jatim yang dihitung inflasinya, ada tiga kota yang mengalami inflasi, sedangkan lima lainnya justru mengalami deflasi.
"Ada komoditas yang masuk tiga besar penyumbang inflasi di Kota Malang, yakni kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 1,53 persen, diususl kelompok perumahan, air, listrik, gas serta bahan bakar mencapai 0,69 persen dan kelompok sandang sebesar 0,62 persen," ujarnya.
Selain itu, ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga, sehingga memicu inflasi, yakni angkutan udara, tarif kereta api, telur ayam ras, daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek, rokok filter, wortel, sewa rumah serta upah pembantu rumah tangga.
Sementara sepulah komoditas yang memicu deflasi di Kota Malang adalah cabai merah, angkutan dalam kota, tongkol pindang, bayam, taoge (kecambah), solar, tarif kendaraan travel, semen, bayam dan telepon seluler.
Drastisnya penurunan angka inflasi teraebut menurut ekonom Univerasitas Merdeka (Unmer) Malang, Mujiarto, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena daya beli masyarakat menurun akibat belum adanya peningkatan pendapatan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat.
"Untuk Februari ini, saya prediksikan angka inflasinya juga tidak akan jauh berbeda dengan Januari karena sampai saat ini masih belum ada faktor pengerek yang berpengaruh besar terhadap terjadinya inflasi. Namun, kita tunggu saja kebijakan pemerintah terhadap rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dalam waktu dekat ini," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015