Malang (Antara Jatim) - Lembaga sosial peduli satwa, Animals Indonesia, meminta para penggemar satwa menghentikan kekejaman terhadap satwa tersebut di ajang Car Free Day (CDF) yang digelar pada setiap Minggu di kawasan Jalan Ijen Kota Malang, Jawa Timur. "Saya minta Wali Kota Malang, Moch Anton menghentikan pameran satwa di ajang CFD. Di ajang tersebut banyak kelompok atau klub pecinta hewan yang secara tidak langsung justru menyiksa satwa dengan cara memamerkannya, sehingga CFD ini menjadi ajang kekejaman terhadap satwa," kata Humas Animals Indonesia, Elizabeth Laksmi di sela unjuk rasa di Balai Kota Malang, Senin. Menurut dia, aktivitas kelompok penggemar satwa tersebut sangat meresahkan para pecinta hewan, sebab selain mempromosikan kegiatannya untuk menggalang anggota baru dan mencari uang, banyak satwa yang dibawa bisa membahayakan pengunjung. Berdasarkan hasil pantauan Animals Indonesia, ada beberapa satwa berbahaya, seperti ular kobra dan topeng monyet, sangat berbahaya bagi para pengunjung CFD. Ular Kobra sejauh pemantauan Animals Indonesia sering bergerak liar, bahkan menyemburkan bisa tanpa mampu dikendalikan pawangnya, sedangkan topeng monyet, seperti kasus di DKI Jakarta, hewan ini bisa menyebarkan virus. Selain itu, lanjutnya, ada juga klub luwak yang memamerkan aksinya, dimana satwa itu justru stres dan bertengkar sendiri dengan satwa lainnya. Kondisi ini juga membahayakan pengunjung. Oleh karena itu, kata Elizabeth, sebagai lembaga sosial peduli satwa, Animals Indonesia mendesak Wali kota Malang segera menghentikan dan melarang kegiatan pamer satwa di ajang CFD demi kebaikan bersama. "Kami berkirim surat pada Wali Kota Malang menuntut agar acara animal show di CFD dilarang, sebab selain membahayakan antarsatwa dan pengunjung, juga bertentangan dengan peraturan soal satwa lindung di Indonesia," katanya. Beberapa satwa dilindungi yang berhasil didentifikasi oleh Animals Indonesia, di antaranya adalah Sanca Bodo (Phyton Morulus Bivitatus), Binturong (Arctictis Binturong) dan Sailfin Lizard (Hydrosaurus Amboinensis). Satwa itu adalah satwa lindung yang harusnya hidup bebas di alam mereka dan tidak menjadi ajang pameran. Unjuk rasa menolak pameran satwa di ajang CFD itu merupakan tindak lanjut dari kampanye Animals Indonesia terkait anti perburuan liar yang sering dilakukan oleh para klub pecinta hewan itu. "Bahkan, mereka seringkali memesan satwa kepada pihak lain dengan harga tinggi, akibatnya pihak yang dipesani berburu satwa liar secara membabi buta," tandasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014