Pamekasan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menjadikan desa terpencil sebagai program sasaran "Bunga Bangsa" atau bupati mengajak masyarakat membangun desa, guna meningkatkan peran serta masyarakat perdesaan di bidang pembangunan. "Kali ini yang akan menjadi sasaran program Bunga Bangsa Pemkab Pamekasan adalah Desa Kertagena Daja, Kecamatan Kadur," kata Bupati Achmad Syafii kepada Antara di Pamekasan, Kamis. Desa Kertagena Daja, merupakan salah satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Kadur, Pamekasan yang masuk desa terpencil. Sebab di desa ini, sebagian kases jalur lalu lintas, khususnya di perbatasan dengan Desa Larangan Pereng, Kecamatan Pragaan, masih banyak yang rusak dan perlu perbaikan. Program Bunga Bangsa di desa itu, direncanakan digelar pada 20 hingga 21 Desember 2014. "Oleh karena itu, kami bersama Forpimda Pemkab Pamekasan berencana datang langsung kesana, berdialog dengan warga desa, serta mendengarkan aspirasi dari masyarakat secara langsung, tentang program pembangunan yang diinginkan," katanya. Menurut bupati, dengan cara seperti itu, maka pihaknya bisa mengetahui secara langsung apa yang menjadi keinginan masyarakat. "Aspirasi yang disampaikan langsung oleh masyarakat ini, jelas akan lebih tepat sasaran dan lebih terarah bagi untuk melakukan pembangunan di perdesaan," katanya. Program "Bunga Bangsa" ini merupakan salah satu program unggulan Bupati Pamekasan Achmad Syafii semenjak yang bersangkutan menjabat sebagai Bupati Pamekasan. Ada banyak hal yang digelar pemkab melalui program ini. Selain melakukan serap aspirasi tentang rencana pembangunan desa, juga membantu memperbaikan manajemen administrasi desa dengan mendatangkan tim ahli dari dinas teknis di lingkungan Pemkab Pamekasan. Bupati bersama Sekretaris Daerah dan para kepala dinas di lingkungan Pemkab Pamekasan akan menginap di rumah warga desa itu. Program Bunga Banga ini, telah berjalan sejak awal 2013 dan pertama kali digelar di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014