Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menganggarkan Rp100 miliar untuk program Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera atau Jalin Matra untuk percepatan dan perluasan penanggulangan kemiskinan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Selasa, mengatakan program ini mulai berjalan Tahun 2015 sampai 2019.
"Program Jalin Matra memiliki tiga kegiatan unggulan, yaitu program Jalin Matra bantuan Rumah Tangga sangat Miskin (RTSM), Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK) dengan sasaran kepala rumah tangga perempuan, dan program Jalin Matra Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2)," katanya di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan, untuk bantuan RTSM ditargetkan sejumlah 42.857 RTSM. Pada tahun 2014 sudah dilaksanakan pilot proyek dengan sasaran 2.961 RTSM, dan tahun 2015 direncanakan 11.219 RTSM.
"Sedangkan bantuan untuk PFK sebenarnya terdapat 152.343 Kepala Rumah Tangga Perempuan tapi yang tidak memenuhi kriteria rumah tangga sasaran sebanyak 76.060 KRTP sehingbgba targetnya tinggal 76.283 KRTP dengan kriteria usia produktif di bawah 65 tahun dan memiliki anggota rumah tangga," katanya.
Ia mengatakan, tahun 2014 telah dilaksanakan pilot proyek bagi 3.309 kepala rumah tangga perempuan dan tahun 2015 direncanakan 14.655 kepala rumah tangga perempuan.
"Tujuannya, membantu mendorong ketahanan sosial ekonomi kepala rumah tangga perempuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, dan memotivasi berusaha (need for achivement) dan kemampuan (litle skill) dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya," katanya.
Sementara itu, kata dia, target PK2 sasarannya 1.000 desa dan 1.000 BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Tahun 2015 direncanakan pilot proyek dengan sasaran 147 desa.
"Jalin Matra ini merupakan sustain & change program 'Jalan lain menuju kesejahteraan masyarakat' (Jalin Kesra) yang sudah berlangsung sejak 2009-2014," katanya.
Dalam kesempatan itu Pakde Karwo mengharapkan kepada para isteri bupati atau walikota yang menjadi ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Kota hendaknya melanjutkan program PKK guna membantu masyarakat kurang mampu.
"Menghadapi problem harga cabai yang melonjak akhir-ahir ini, maka mulai sekarang harus dibiasakan ibu-ibu kalau membuat sambal tidak perlu lombok fresh tapi lombok bubuk, supaya harga cabai tidak terlalu tinggi," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014