Kediri (Antara Jatim) - Wakil Bupati Kediri Masykuri menyebut erupsi Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut/mdpl) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dapat menjadi media pembelajaran pendidikan yang sangat bermanfaat. "Erupsi bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi anak-anak, bagaimana tentang kawah yang semula berubah menjadi anak gunung dan sekarang kembali terisi air," katanya dikonfirmasi terkait dengan perubahan bentuk Gunung Kelud di Kediri, Minggu. Pihaknya mengatakan, saat ini kawah itu memang berubah menjadi bentuk sebelumnya. Pada erupsi 2007 lalu, kawah yang semula berisi air berubah menjadi gunung. Lapisan material terangkat ke atas, sehingga membentuk gunung. Gunung Kelud juga telah erupsi, mengeluarkan material berupa batu, pasir, dan debu vulkanik pada Februari 2014. Ia berharap, adanya fenomena itu bisa dijadikan sebagai pembelajaran tentang gunung berapi. Masyarakat, terutama anak-anak bisa lebih belajar tentang gunung dan bisa memahami karakteristiknya. Pihaknya juga menyebut, terkait dengan Gunung Kelud serta evakuasi bencana alam, sudah meminta kepada seluruh guru untuk menyelipkan materi itu saat kegiatan belajar mengajar. Para anak-anak diajarkan terkait dengan sejarah, karakteristik, serta erupsi, serta mengantisipasi bencana. Mereka diharapkan, bisa memahami, serta bisa langsung bertindak jika gunung erupsi. Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Hendrasto menegaskan perlunya mitigasi terkait dengan bencana alam, terutama korban jiwa. Ia berharap, agar masyarakat bisa memahami dan menghindar jika terjadi bencana alam. "Letusan gunung itu fenomena alam dan kami selalu baca sinyal gunung. Kesiapsiagaan masyarakat itu sendiri sangat kami harapkan," katanya. Walaupun saat ini status Gunung Kelud sudah berubah menjadi Aktif Normal, Hendrasto berharap pengunjung hati-hati, terutama jika mendekati areal kawah. Di lokasi itu, pasir masih menutupi lokasi kawah, dan licin. Dikhawatirkan, jika tidak hati-hati, bisa tergelincir dan jatuh. Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Februari 2014 dan mengeluarkan material vulkanik berupa batu, pasir, dan debu. Material erupsi itu menimpa tiga daerah terdampak langsung, seperti Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Namun, untuk material debu sampai di seluruh Pulau Jawa. Akibat dari erupsi itu, ribuan rumah warga rusak dengan tingkat kerusakan beragam. Selain itu, puluhan ribu hektare lahan pertanian serta infrastruktur jalan ataupun jembatan juga banyak yang rusak. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014