Surabaya (Antara Jatim) - Masyarakat Surabaya dan sekitarnya kembali mengenang insiden bendera di Kota Pahlawan dengan menonton Monolog Insiden Bendera yang ditampilkan oleh Ketua Yayasan Jiwa Indah Bangsa, Ananto Sidohutomo. "Kegiatan mengenang insiden Bendera ini sangat penting dilakukan terutama generasi muda. Penyebabnya, masyarakat dapat mengenang nilai-nilai kepahlawanan yang ditunjukkan Arek-arek Suroboyo yang berani mengorbankan jiwa raganya dengan bertempur melawan Sekutu," kata Ananto di Surabaya, Jatim, Senin. Kisah tersebut, ungkap dia, juga dikenal sebagai pertempuran pertama antara Indonesia melawan agresor asing yang ingin menduduki wilayah RI pada 69 tahun silam. Kejadian itu menunjukkan bahwa Arek-arek Suroboyo dari berbagai latar belakang masyarakat, pendidikan, profesi, dan status berjuang bersama. "Bahkan memberi inspirasi dan contoh kepada seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Pertempuran bendera ini diikuti pertempuran lain di seluruh wilayah RI untuk mengusir musuh, seperti pertempuran 28, 29, 30 Oktober dan 10 November 1945 di Surabaya," katanya. Selain itu, jelas dia, termasuk perang Palagan Ambarawa, Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, Bandung Lautan Api, Pertempuran Medan Area, Pertempuran Margarana di Bali, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Kemudian, Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang dan Pertempuran Lima Hari di Semarang. "Pertempuran ini terjadi karena pihak musuh mengibarkan bendera mereka di wilayah kedaulatan RI. Akibatnya, Arek-arek Surabaya tidak terima dan marah, lalu bertempur, menurunkan bendera mereka, merobek warna biru dan mengibarkan Sang Saka Merah-Putih (Sang Dwi Warna)," katanya. Saat itu, tambah dia, sekaligus dikenal sebagai pertempuran bendera yang selanjutnya dikenal pula dengan nama pertempuran “Insiden Bendera”. Lokasi pertempuran menaikkan bendera merah-putih itu berada di Situs Menara Bendera sisi Utara Yamato Hoteru. "Kalau sekarang sudah menjadi Hotel Majapahit dan berada di Jalan Tunjungan 65, Surabaya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014