Oleh Muhammad Razi Rahman Jakarta (Antara) - Indonesia mesti mewaspadai dampak serangan dengan menggunakan kekuatan militer ("hard power") kepada gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) karena hal itu dapat terkait dengan terorisme internasional. "Dampak penggunaan 'hard power' tidak hanya Suriah, tetapi mungkin bisa berdampak di negara lain khususnya seperti di Indonesia," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu. Menurut Djoko, sejak pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan yang keras terkait ISIS pada bulan Agustus lalu, ternyata gerakan tersebut di kawasan Timur Tengah tidak mereda tetapi terindikasi semakin meningkat intensitasnya. Hal itu mengakibatkan sejumlah negara barat memeutuskan melakukan pendekatan dengan cara-cara "hard power", seperti dilakukan serangan udara pada lokasi-lokasi yang disinyalir terdapat kegiatan ISIS. Namun, ujar dia, dampak dari kegiatan serangan udara itu juga berpotensi mengakibatkan munculnya korban di pihak masyarakat sipil yang tidak diinginkan. Menkopolhukam mengemukakan, "hard power" dapat mengakibatkan kekuatan ISIS diredakan atau malah semakin mengeras dan menimbulkan kekerasan dalam bentuk sentimen-sentimen baru. "Bisa-bisa gerakan terorisme internasional berkembang sebagai respons pendekatan 'hard power'," tukasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014