Kediri (Antara Jatim) - Kikil. Olahan masakan daging baik pada kambing, sapi, ataupun kerbau, menjadi menu yang cukup digemari. Masakan ini bisa dibuat berbagai macam olahan, baik dengan kuah ataupun dibuat sambal goreng. Di Kediri, Jawa Timur, terdapat warung makan yang membuat olahan khas kikil. Tepatnya di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Daging ini diambil dari kambing, baik dari kaki ataupun kepala. Adalah mbah Murtini, yang mendirikan warung makan itu. Ia memulai usahanya membuat olahan kikil sejak sekitar 1990, dan terus langgeng sampai sekarang. Ciri khas masakan kikil di tempat ini, dibuat berkuah, bukan sambal goreng. Sulikah (39), cucu dari mbah Murtini mengatakan, membuat olahan kikil memerlukan ketekunan. Awalnya, kikil dibersihkan sesaat setelah diambil pada penjagal langgangan di Kota Kediri. Kikil itu baik di bagian kaki ataupun bagian kepala. Kikil itu dibersihkan dengan cara dibakar, untuk menghilangkan bulu-bulunya, lalu dikerok, agar lebih bersih. Setelahnya, daging itu dimasak sekitar empat jam, agar empuk. Cara memasaknya bukan dengan elpiji, melainkan dengan kayu bakar. Alasannya sederhana. Dengan kayu bakar, agar kikil lebih empuk. Sambil menunggu empuk, sejumlah bumbu disiapkan, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, laos, mrico, kecap, serta sejumlah bumbu lainnya. Seluruh bumbu itu dihaluskan lalu digoreng sebentar sampai masak. "Untuk kuahnya, dibutuhkan sekitar tiga butir kelapa. Dibuat kuah, agar rasanya lebih gurih," kata Sulikah. Setiap hari, tak kurang dari 30 kaki kambing dimasak dan masih ditambah sekitar dua kepala kambing di warung makan ini. Seluruh daging itu dimasak pagi dan disajikan ke pelanggan. Karena memerlukan waktu, warung makan itu pun buka agak siang, sekitar pukul 10.00 WIB. Sulikah mengatakan, warung makan itu didirikan dengan penuh perjuangan oleh neneknya. Namun, saat ini, neneknya sudah meninggal dan ia mendapatkan amanat meneruskan usaha yang sudah dirintis keluarga ini. Ia sadar, jika meneruskan usaha ini tidak mudah, terlebih lagi, berbagai macam saingan dengan usaha yang sama, juga banyak di Kediri. Namun, ia yakin, usaha ini akan terus berjalan. "Sampai sekarang, banyak para pejabat yang datang makan di sini. Kalau jam makan siang, pasti ramai. Ada juga yang pesan, dibawa ke luar kota," katanya. Untuk masalah harga, ia menyebut, relatif terjangkau. Satu porsi kikil harganya Rp20 ribu, sementara kikil campur Rp25 ribu. Dan, untuk kepala kambing, satu porsi kepala harganya Rp20 ribu dan untuk kepala utuh yang sudah dimasak harganya sekitar Rp200 ribu. Seni menikmati olahan kikil ini sederhana. Tak lengkap kiranya makan olahan kikil tanpa berani kotor. Untuk itu, saat masakan ini dipesan, juga dibawakan serta tempat cuci tangan. Pelanggan dengan mudah dan tanpa sungkan makan masakan kikil dengan tangan. Ana, salah seorang pelanggan mengatakan, sensasi makan olahan masakan kikil ini menggelitik lidah. Setiap makan, ia biasanya mencicipi kuahnya, dan rasanya gurih sekali. Ia juga mencicipi daging kikil itu, dan rasanya empuk. "Rasa kuahnya itu gurih dan dagingnya itu empuk sekali. Ini cocoknya dimakan dengan nasi hangat," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014