Malang (Antara Jatim) - Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang, Jawa Timur, membuka lowongan tenaga dosen tetap untuk berbagai program studi ilmu eksakta, khususnya Biologi, Kimia, dan Matematika. Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Nurcholis Sunuyeko, di Malang, Senin mengemukakan tahun ini institut yang dipimpinnya membuka lowongan untuk tenaga dosen secara besar-besaran guna memenuhi rasio ideal antara jumlah dosen dengan mahasiswa. "Ketetapan dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) memang harus banyak dosen tetap, sehingga rasio antara dosen dan mahasiswa bisa seimbang, meski belum bisa dikatakan ideal. Yang pasti kami upayakan untuk memenuhi ketetapan dari Kopertis tersebut," ujarnya. Ia mengatakan persyaratan dasar untuk menjadi dosen di institut yang dipimpinnya itu minimal menguasai Bahasa Inggris dengan ketentuan TOFL lebih dari 500. Sedangkan persyaratan lainnya tidak ada yang spesifik kecuali penguasaan TOFL. Akibat dari kekurangan dosen tetap tersebut, katanya, salah satunya adalah mengurangi jumlah mahasiswa baru yang diterima pada tahun akademik 2014/2015. Calon mahasiswa baru yang mendaftar di IKIP Budi Utomo tahun ini mencapai 3000 lebih, namun yang diterima hanya sekitar 2.000 mahasiswa, sehingga 1.000 pendaftar lainnya terpaksa ditolak. "Kalau kami sampai menolak mahasiswa itu, bukan berarti sombong atau apapun namanya, tapi semata-mata karena harus menyesuaikan dengan rasio dosen dengan mahasiswa, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang perkuliahan. Oleh karena itu, seleksinya juga diperketat," ujarnya. Selain itu, kata Nurcholis, juga berkaitan dengan lulusan. Jika seleksinya dilakukan secara ketat, diharapkan lulusannya nanti juga berkualitas dan lebih baik, sehingga ketika terjun di masyarakat juga sudah siap dan matang. Nurcholis mengakui meski tenaga dosen yang dibutuhkan saat ini banyak dari ilmu eksakta, jumlah mahasiswa yang saat ini hampir mencapai 10 ribu orang itu justru didominasi mahasiswa dari program studi (prodi) Pendidikan Olagraga, bahkan mencapai 50 persen dan 50 persen lainnya terbagi di beberapa prodi. Menyinggung kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, Nurcholis mengatakan sudah dilakukan, bahkan banyak mahasiswa asing yang menempuh pendidikan reguler di jenjang sarjana (S1) maupun master (S2) serta mahasiswa program Darma Siswa dari Jepang, Thailand, Korea Selatan, serta sejumlah negara di Eropa Timur, seperti Hungaria dan Slovakia. "Tahun depan kami juga akan menjajaki kerja sama dengan Mesir dan negara Timur Tengah lainnya, Tiongkok dan Timor Leste," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014