Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 5.500 ekor sapi perah di Kabupaten Malang, Jawa Timur, disuntik vaksin untuk mencegah keguguran akibat bakteri "brucellosis", yakni bakteri yang menyerang sapi betina, sehingga gagal dalam proses kelahiran.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Sudjono, Jumat, mengakui tingkat kegagalan dalam proses kelahiran atau keguguran sapi perah di daerah itu memang tidak berpengaruh signifikan terhadap kerugian peternak, tapi menghambat pendapatan mereka. Selain itu, akan menghambat pertumbuhan populasi sapi tersebut.
"Dari populasi sapi perah sekitar 72 ribu ekor, persentase kegagalan dalam proses kelahiran atau keguguran akibat bakteri tersebut hanya lima persen. Namun demikian, tetap berpengaruh terhadap pertumbuhan populasi," ujarnya.
Untuk mencegah meluasnya bakteri brucellosis tersebut, katanya, Pemkab malang dalam waktu dekat ini segera melakukan vaksinasi terhadap 5.500 ekor sapi perah. Tahap pertama akan dilakukan di wilayah Kecamatan Pujon.
Tahun ini, lanjutnya, vaksin diberikan secara gratis dan rencananya direalisasikan pada September nanti. "Saya berharap vaksinasi terhadap sapi perah ini segera terealisasi agar bakteri brucellosis bisa dicegah sedini mungkin dan tidak sampai meluas," ujarnya.
Sudjono menjelaskan, untuk satu vaksin yang diberikan pada seekor sapi membutuhkan biaya sekitar Rp125 ribu, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk 5.500 ekor sapi mencapai Rp687 juta. Hanya saja, anggaran biaya tersebut sebagian besar ditanggung oleh Pemprov Jatim dengan komposisi Rp625 juta dari Pemprov Jatim dan Rp62,5 juta dari Pemkab Malang.
"Dengan adanya vaksinisasi ini akan mampu mencegah keguguran pada sapi perah dan tahun depan jumlah sapi perah yang divaksin juga semakin banyak, sehingga populasinya bertambah yang secara otomatis akan meningkatkan produksi susu segar di daerah ini," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014