Pamekasan (Antara Jatim) - Rendahnya serapan APBD merupakah salah satu indikasi bahwa kinerja tim teknis pengguna anggaran lemah, kata akademisi dari Universitas Madura (Unira) Pamekasan Drs Abu Bakar Basyarahil, Rabu. "Ada dua kemungkinan terkait lemahnya serapan anggaran itu. Pertama, karena lemah dari sisi perencanaan, dan yang kedua lemah dari sisi pengelolaan," katanya. Lemahnya perencanaan ini, penyebabnya karena para pihak, yakni eksekutif dan legislatif kemungkinan tidak cukup cermat dalam menyusun program anggaran, sehingga kurang mempertimbangkan efektivitas pelaksanaan. Sedangkan lemahnya pengelolaan, karena pengguna anggaran memang tidak mampu bekerja secara optimal. Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Unira Abu Bakar Basyarahil mengemukakan hal ini, menyikapi lemahnya serapan anggaran di lingkungan Pemkab Pamekasan yang hingga Agustus 2014 ini baru sekitar 30 persen dari total rencana program pembangunan yang telah ditetapkan eksekutif dan legislatif. Selain itu, kata dia, lemahnya serapan anggaran itu juga bisa disebabkan karena tahun ini merupakan tahun politik, sehingga konsentrasi pemerintahan di lingkungan Pemkab Pamekasan lebih fokus pada penggalangan dukungan politik. Namun demikian, Abu Bakar menyatakan, itu sebenarnya bukan alasan yang tepat, karena pemerintahan yang sehat, yang mampu mengelola berbagai program pemerintahan sesuai dengan perencanaan. Kondisi seperti itu, katanya, berpotensi mengandung tingkat kerawanan yang luar bisasa. Sebab, sisa empat bulan berjalan dalam merealisasikan proyek pembangunan akan sulit untuk menghasilkan kualitas pelaksanaan proyek yang cukup memadai. Fakta yang sering terjadi selama ini, proyek cenderung dikerjakan asal-asal. "Ini sangat potensial beresiko terjadinya in efektivitas," terang Bakar. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014