Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi provinsi ini mencapai 0,48 persen selama bulan Juli 2014 karena kenaikan harga kelompok sandang dan bahan makanan. "Meski demikian, peningkatan harga di Jatim yang dipicu besarnya permintaan pasar jelang momentum Ramadhan hingga Lebaran tidak mengakibatkan angka inflasi tinggi. Bahkan, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 0,93 persen pada bulan Juli 2014," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, M Sairi Hasbullah di Surabaya, Senin. Kondisi itu, ungkap dia, sekaligus membuktikan bahwa kinerja perekonomian Jawa Timur juga tidak terpengaruh oleh Pilpres 2014. Apalagi, sejak masa kampanye hingga pelaksanaan Pilpres berlangsung di berbagai daerah di Indonesia situasi perekonomian tetap positif. "Terkendalinya inflasi selama Juli lalu dipengaruhi upaya Pemprov melalui Disperindag Jatim dalam melaksanakan Operasi Pasar (OP) dengan mengalokasikan subsidi biaya angkut terhadap beras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu," ujarnya. Walau begitu, jelas dia, pada Juli 2014 delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur secara keseluruhan mengalami inflasi. Posisi inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo 0,99 persen. "Lalu, diikuti Sumenep 0,89 persen, Kediri 0,73 persen, Madiun 0,61 persen, Malang 0,49 persen, Surabaya 0,42 persen, Jember 0,41 persen, dan inflasi terendah di Banyuwangi 0,24 persen," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014