Oleh Ahmad Mukhlis Yusuf *) Gerakan Kebaikan, kini mewabah di mana-mana, luar biasa!. Tumbuh dari masyarakat. Mereka, adalah individu2 yang turut memilih bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, keluarga, lingkungan terdekat, komunitas, organisasi dimana mereka bergabung. Mereka tak memilih menjadi penonton. Mereka memilih peduli. Semua tak ingin jadi pemain dan berdiam diri. Adalah beberapa contoh, Sedekah Rombongan yang dipelopori Saptuari Yanto Sugiharto (@Saptuari), kerelawanan antimiras yang dipelopori Fahira Idris (@fahiraidris), gerakan Indonesia Berkebun yang dipelopori Ridwal Kamil (@ridwankamil). Selanjutnya, gerakan literasi yang dimotori Heri Hendrayana Harris yang dikenal dengan nama @Gol A_Gong dan @tiastatanka di @rumahdunia, gerakan penyelamatan lingkungan dengan menanam bambu yg dimotori Mukoddas Suhada (@dAsalbantani), gerakan membangun jembatan-jembatan di daerah-daerah terpencil yang dimotori Arief Muhammad Arif Kirdiat (Relawan Kampung), dan Museum Kata yang digagas novelis Andrea Hirata yang kini menjadi salah satu objek wisata terkenal di Belitung Timur. Yang juga dikenal adalah gerakan Indonesia Mengajar yang dipelopori Anies Baswedan (@aniesbaswedan), lalu berkembang dengan Kelas Inspirasi dimana-mana pula. Ada lagi, gerakan menyebarnya alumni-alumni Pesantren Gontor ke seluruh pelosok Indonesia dengan mendirikan lebih dari 200 pesantren sejak tahun 1926, dan berbagai Ormas Pendidikan (NU, Muhammadiyah, Mathla'ul Anwar, Persis, dan lain-lain) yang berdiri sebelum republik tercinta ini berdiri. Semua adalah sedikit contoh dari ribuan manusia yang ingin mengambil bagian, bertanggung jawab terhadap "bulat" atau "lonjongnya" Indonesia. Mereka, sebagian besar bekerja di tengah "sunyi", tanpa publikasi. Mencintai Indonesia dengan tulus di atas "sajadah" negerinya. Insya-Allah, gerakan ini akan terus menuju"critical mass"-nya, mewujudkan Indonesia sebagai Rumah yang nyaman bagi semua warganya. Seperti cita-cita para para pendirinya. Ciri dari gerakan ini adalah; bersama karena tujuan besar yang terus dikomunikasikan (shared vision), mengatasi perbedaan dan mengubahnya menjadi kekuatan (focus on strength), mandiri (independent), awalnya spontan namun mampu mengorganisasi diri (self-organized), memiliki dan dipimpin oleh yang amanah (trustworthy). Saya menyebut gerakan ini sebagai @movepreneur. Sahabat menyebutnya apa? (*). (@mukhlisyusuf on twitter). ------------- *) Penulis adalah mantan Dirut LKBN ANTARA, praktisi manajemen krisis dan strategi tindak, MU & Barcelona Fans, alamat kontak pada @mukhlisyusuf. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014