Pamekasan (Antara Jatim) - Bupati Pamekasan, Jawa Timur Achmad Syafii, menyayangkan adanya aksi kekerasan pada wartawan yang dilakukan oknum anggota DPRD setempat pada wartawan koran harian di wilayah itu. "Apapun bentuknya kekerasan tetap tidak dibenarkan dan oleh karena itu harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Achmad Syafii, Senin. Wartawan yang menjadi korban kekerasan oknum anggota DPRD itu bernama Totok Iswanto, wartawan koran harian Kabar Madura yang kesehariannya bertugas liputan di Pamekasan, serta wartawan harian Radar Madura Achmadi Yasid. Kasus kekerasan yang menimpa wartawan Totok Iswanto terjadi, karena yang bersangkutan menulis berita tentang dugaan korupsi tempat pembungan akhir (TPA) sampah di Desa Bidang, Kecamatan Pasean, Pamekasan yang kasusnya kini sedang disidik Kejaksanaan Negeri (Kejari) setempat. Oknum anggota DPRD itu tidak terima dengan tulisan itu, dan pada Sabtu (17/5) malam sekitar pukul 19.30 WIB, wakil rakyat dari salah satu partai politik itu mendatangi rumah Totok di Desa Bluto, Kecamatan Bluto, Pamekasan. Oknum anggota DPRD Kabupaten Pamekasan itu datang ke rumah Totok Iswanto dengan membawa massa, mengendarai dua unit mobil, yakni Kijang Kotak dan Honda Jazz berwarna silver. Setibanyak di depan rumahnya di Jalan Raya Bluto, salah seorang pemuda turun dari mobil itu dan pemuda itu mengaku wartawan Independen, lalu diikuti oleh yang lainnya. Saat itu juga massa lalu memprotes pemberitaan tentang kasus dugaan korupsi TPA yang kini sedang disidik tim penyidik Kejari Pamekasan. Gerombolan orang-orang yang datang rumah Totok itu meminta menyebutkan siapa orang yang menyuruh menulis berita dugaan korupsi TPA di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Dalam dialog dengan massa itu, Totok sempat diintimidasi akan dibunuh, karena menurut mereka, anggota DPRD Pamekasan yang diduga terlibat dalam kasus itu tidak terlibat. Saat pembicaraan antara Totok dengan massa yang digerakkan anggota DPRD Pamekasan ini berlangsung, tiba-tiba wartawan Radar Madura Akhmadi Yasid berupaya menengahi permasalah antara Totok dengan gerombolan massa itu. Akhmadi Yasid yang tak lain merupakan sadara sepupu korban, mencoba untuk memperjelas persoalan yang dipermasalah oknum anggota DPRD bersama massanya. Tujuannya agar menemui titik terang. "Tunggu-tungu dulu pak biar semuanya jelas tolong ambil surat kabar yang dipermasalahkan. Kemudian mana tulisan yang salah dalam surat kabar ini, biar tidak ada kerancuan dan bisa diselesaikan secara baik-baik. Jika sampean mintak nara sumber, disini sudah jelas siapa yang mengungkapkan," kata Akhmadi Yasid ketika itu. Namun, secara tiba-tiba salah satu seorang diantara orang-orang yang datang ke rumah Totok itu langsung memukul Yasid. Pria ini berupaya membela diri. Pada saat yang sama, warga tetangga Totok mulai berdatangan, mengepung oknum anggota DPRD Pamekasan dan orang-orang bayarannya itu, hingga akhirnya mereka melarikan diri dari kejaran massa. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014