Oleh Zeynita Gibbons
London - Rencana penyelenggaraan "Sail Raja Ampat" pada Juni 2014 yang dipresentasikan selama penyelenggaraan "Global Oceans Action Summit (GOAS) for Food Security and Blue Growth" di Gedung World Forum, Denhaag, Belanda, cukup menarik perhatian para pengunjung.
Sekretaris I/Ekonomi Affair KBRI Denhaag, Berlianto Situngkir, kepada Antara London, Sabtu, mengatakan melalui pameran tersebut, Indonesia mempresentasikan kepada publik mengenai implementasi blue economy, Bali Communique, yang dihasilkan pada Asia Conference on Oceans, Food Security and Blue Growth, Juni 2013.
Selain itu, Indonesia juga mempresentasikan rencana penyelenggaraan "International Indian Ocean Expedition" atau ekspedisi penelitian mengenai tuna di selatan Jawa pada "World Coral Reef Conference" (Konferesi Batu Karang Dunia) di Manado pada 14-17 Mei.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 70 persen wilayahnya terdiri dari air, Indonesia memiliki kepentingan dan tanggung jawab yang besar untuk mengelola laut dan hasil laut secara berkelanjutan.
Dalam pengelolaan kekayaan kelautan dan perikanan, Pemerintah Indonesia menerapkan pada konsep "blue economy" sebagaimana telah dinyatakan oleh Presiden RI pada sesi pleno "United Nation Conference on Sustainable Development in Rio de Janeiro" (Rio+20 Summit), Juni 2012.
Bahkan pada kesempatan tersebut Presiden RI menggarisbawahi bahwa "blue economy" merupakan batas selanjutnya dalam mengoptimalkan ekonomi berkelanjutan dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014