Pacitan (Antara Jatim) - Produksi padi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, musim tanam 2014 diprediksi turun drastis dibanding 2013 akibat banjir yang merendam 106 hektare lahan pertanian di daerah itu. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabuparen Pacitan, Pamudji, Rabu mengatakan rendaman air banjir menyebabkan sebagian besar lahan pertanian padi gagal panen. "Kami belum menghitung (penurunannya), yang jelas kalau terkena bencana luas panenan menjadi berkurang," ujarnya. Dari data Distanak Pacitan diketahui bencana banjir yang berdampak ke area persawahan penduduk di daerah tersebut selama triwulan pertama 2014 mencapai 106 hektare. Dari jumlah itu, sebagian besar lahan tanaman padi terdampak berada di wilayah Kecamatan Pacitan. Para petani dipastikan gagal panen setelah padi yang rata-rata masih baru berusia sekitar satu bulan mati terendam banjir dalam waktu yang cukup lama. Di wilayah Kecamatan Pacitan sendiri ada sejumlah titik lahan pertanian rawan terendam banjir, di antaranya Desa Sukoharjo, Sirnoboyo, Kelurahan Baleharjo, dan Kelurahan Sidoharjo, serta Ploso. Di Kelurahan Ploso, misalnya, ketika banjir datang puluhan hektare sawah di kawasan Lingkungan Barean tergenang. Penyebabnya karena kondisi talud penahan banjir dari Sungai Grindulu kondisinya kritis, sehingga air mudah meluap. Demikian pula dengan lahan di wilayah Kecamatan Ngadirojo. Bahkan, karena seringnya terendam, petani harus melakukan penanaman ulang sampai empat kali. Karena tak dialokasikan di APBD maka Distanak melaporkannya ke Dinas Pertanian Provinsi Jatim maupun Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Selain itu, Distanak Pacitan sejauh ini telah berkordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Sebagian lahan yang terkena bencana banjir telah kami ikutkan dalam fasilitasi pelaksanaan program tahun 2014. Ada fasilitasi untuk pengelolaan lahan 'system of rice intensification' (SRI)," kata Pamudji. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014