Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo membantu pertanian di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Ngantang dan Kesambon, yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud (1.732 mpdl) berupa bibit padi jenis ciherang dan jagung hibrida sebanyak 8,6 ton.
"Semoga setelah ini pertanian di Malang dan sekitarnya kembali bangkit. Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap akan memantau dan terus membantu demi pulihnya perekonomian di sana," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Bibit tanaman pertanian rinciannya terdiri dari bibit padi ciherang sebanyak 6,5 ton dan bibit jagung hibrida sebanyak 2,1 ton. Bibit padi ciherang akan digunakan untuk perbaikan lahan pertanian seluas 262 hektare di Kecamatan Kasembon, atau per hektare-nya mendapat jatah sebanyak 25 kg.
Sedangkan bibit jagung hibrida digunakan untuk perbaikan lahan pertanian seluas 143 hektare di kecamatan Ngantang, sehingga per hektare-nya mendapat jatah 15 kilogram.
Menurut dia, pemerintah wajib membela rakyat kecil, khususnya petani yang nasibnya bergantung dari lahannya . Dengan bantuan ini, kata dia, diharapkan petani kembali bersemangat bekerja.
Di bagian lain, erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada Kamis (13/2) malam itu memberikan kerugian besar dengan efek domino bagi para petani, seperti lahan pertanian menjadi tertutup abu sehingga petani tidak bisa mengolah lahannya dan memperoleh penghasilan.
Di samping itu, petani juga harus membayar cicilan hutang ke bank karena modal awal mereka mengolah lahannya adalah berasal dari pinjaman bank. Tentu saja petani yang ingin mengolah lahannya tidak bisa meminjam modal lagi karena masih memiliki hutang.
Apalagi bank tidak bisa memberikan modal bagi kreditur yang masih memiliki hutang karena bank memiliki prosedur sesuai ketentuan kontrak untuk menagih cicilan kepada kreditur yang jatuh tempo.
Menanggapinya, Pemprov Jatim siap menjamin anggunan kredit petani yang ingin meminjam modal melalui Jamkrida jika bank masih ragu memberi keputusan soal kredit petani.
"Kami terus berkoordinasi dengan pihak perbankan, diantaranya Bank Indonesia (BI), BRI, BNI, Mandiri dan Bank Jatim untuk mengatasi permasalahan kredit petani yang terancam macet karena dampak erupsi," kata Pakde Karwo, sapaan akrab gubernur.
Ia juga mengusulkan untuk pengunduran pembayaran cicilan hutang dan penghapusan bunga atau "pemutihan bunga" bagi para petani yang masih belum bisa membayar hutangnya karena lahannya rusak.
"Di antara usul tersebut, pengunduran pembayaran cicilan hutang telah mendapat persetujuan. Namun untuk pemutihan bunga, bank masih merapatkannya ke pusat. Kami juga minta Bank Jatim melaksanakan RUPS pada 26/27 Maret untuk khusus membahas masalah ini. Petani harus dibela," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014