Pamekasan (Antara Jatim) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Jawa Timur mengajak masyarakat menolak politisi busuk pada Pemilu Legislatif 2014. "Politisi busuk jangan diberi ruang, apalagi dipilih pada pemilu legislatif kali ini," kata Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Moh Manshur, Senin. Manshur menjelaskan, pihaknya perlu mengajak masyarakat untuk tidak memilih politisi busuk, demi untuk kepentingan mereka lima tahun ke depan. Ciri-ciri politisi busuk menurut dia, adalah mau melakukan apa saja agar bisa terpilih pada Pemilu Legislatif 2014. Salah satunya seperti praktik politik uang. Politisi busuk juga mudah menyampaikan janji-janji politik, sekalipun tidak mungkin untuk direalisasikan. "Masyarakat juga harus jeli memilih wakil rakyat yang nantinya benar-benar bisa menyuarakan aspirasi kita di legislatif," ucapnya. Bagi anggota DPR yang lama, ciri-ciri politisi busuk salah satunya jarang masuk kantor dan menghadiri rapat-rapat yang berkaitan dengan kepentingan rakyat kecil, juga jarang bahkan tidak pernah melakukan serap aspirasi dengan konstituennya. Politisi busuk hanya turun kepada masyarakat saat mendekati pemilihan dengan tujuan agar terpilih kembali pada pemilu. "Janji-janji yang ditawarkan politisi busuk ini memang cenderung lebih menggiyurkan dibanding calon lainnya. Makanya banyak masyarakat yang terjebak dengan janji-janji manisnya," kata Manshur. Oleh karenanya, sambung dia, HMI perlu mengkampanyekan agar masyarakat hendaknya menolak politisi busuk itu agar mereka tidak rugi. Tidak hanya itu saja, memberikan ruang bagi politisi busuk untuk menjadi wakil rakyat maka menurtnya sama halnya dengan membiarkan terjadinya korupsi di negeri ini. Sebab, politisi busuk cenderung melakukan berbagai cara untuk kepentingan pribadinya, termasuk berbuat korupsi. HMI juga mengusulkan agar institusi penegak hukum hendaknya bisa mengumumkan secara terbuka oknum anggota DPR yang terlibat kasus korupsi, sehingga dengan cara itu masyarakat bisa mengetahui perilaku mereka. Ajakan menolak politisi busuk oleh HMI kepada masyarakat ini disampaikan dalam bentuk stiker yang ditempelkan disejumlah tempat keramaian di Pamekasan. Selain menolak politisi busuk, organisasi mahasiswa yang didirikan Lafran Pane 5 Februari 1947 ini juga gencar memberikan pendidikan politik kepada kalangan pemilih pemula dengan menggelar kajian politik secara intensif menjelang pelaksanaan pemilu. "Kami sengaja memilih pemilih pemula, karena di kalangan mahasiswa, jumlah pemilih pemula juga banyak," tutur Manshur.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014