Blitar (Antara) - Aktivitas sejumlah sekolah di daerah berbahaya, radius 5-10 kilomete, selatan Gunung Kelud, seperti di dusun Kruwuk/Sukomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin, mulai kembali normal.
Dari pemantuan Antara di SDN Gadungan 2 yang berada di batas wilayah berpenghuni dengan daerah perkebunan radius kurang dari lima kilometer (-5) arah Gunung Kelud, para siswa dan guru sudah mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
"Walaupun selama beberapa hari ini sekolah diliburkan, kami sebagian guru tetap masuk sekolah ikut siaga. Setelah mempertimbangkan kondisi yang ada dan masukan berbagai pihak, hari ini siswa kembali masuk untuk belajar," kata Ny Masringah, salah seorang guru SDN Gadungan 2.
SDN Sukosewu 7 yang berada di selatannya dan sempat menjadi lokasi evakuasi warga saat Gunung Kelud erupsi, para siswa dan guru juga sudah masuk untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Kepala SDN 1 Kotes, Sunarwandi, yang sekolahnya masuk dalam area dekat dam lahar Kali Putih, Kecamatan Gandusari, juga membenarkan hampir semua sekolah di wilayah selatan Gunung Kelud itu sudah kembali masuk seperti biasa.
Demikian pula SDN Sumber Agung 1 di selatan SDN 1 Kotes yang juga berada dalam area dam lahar tersebut, sudah kembali memulai kegiatan belajar-mengajar. Gedung sekolah itu bersama gedung kantor desa setempat sempat digunakan untuk menampung warga saat evakuasi Kamis (13/2) malam.
"Beberapa hari sejak terjadi erupsi Gunung Kelud, kami para guru justru turut menjadi relawan menangani para pengungsi di daerah lain, termasuk mengirim nasi bungkus hingga ke daerah Slumbung dan Krisik yang berbatasan dengan Ngantang, Kabupaten malang," ujar Sunarwandi yang tinggal di Sukosewu.
Di Slumbung dan Krisik, menurut dia, masih terdapat pengungsi dari daerah tetangga, Ngantang. Sedangkan warga Slumbung dan Krisik meski daerahnya sempat terkena tebarasan kerikil dan mereka dievakuasi, namun dapat segera kembali ke rumah masing-masing.
"Daerah Slumbung, Krisik dan sekitarnya sama dengan kampung saya di Sukosewu, dan juga wilayah Gadungan serta Ngaringan, sempat hujan kerikil tetapi tidak terkena hujan abu," kata Sunarwandi.
Daerah selatannya, seperti Desa Butun, para siswa juga sudah kembali ke sekolah masing-masing. "Alhamdulillah, letusan Kelud kali ini tidak sampai menimbulkan dampak berarti di daerah sini. Tanaman tidak sampai rusak, sekolah juga cepat masuk" ujar Mujiono, warga setempat yang tengah mengairi tanaman padinya.
Sementara itu Wakil Kepala SMAN 1 Talun di Kaweron, yang lokasinya berada di selatan Butun, membenarkan sekolahnya sudah kembali beroperasi secara normal, siswa dan guru melakukan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa.
"Sesuai berbagai pertimbangan dan izin ke Dinas Pendidikan, maka kepala sekolah kemudian memutuskan siswa kembali masuk dan belajar hari ini (Senin, red). Juga tidak perlu kerja bakti karena kondisi lingkungan sekolah tetap bersih, tak terkena tebaran abu," ujar Binti yang juga alumni sekolah tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014